Mohon tunggu...
Septian DR
Septian DR Mohon Tunggu... Translator dan Wiraswasta -

TRANSLATOR & KOMIKUS

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Seribu Dongeng Bagian 8

3 Desember 2015   20:22 Diperbarui: 3 Desember 2015   20:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Malam itu, Edwin dan Elsa menginap di Hotel "Alami" yang berseberangan jalan dengan Stasiun Tugu Yogyakarta, tepatnya di kamar nomor 11 di lantai satu. Di dalam kamar 11 yang dingin dan beraroma lily itu, Edwin mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek hijau kotak-kotak tengah duduk di tepi ranjang menatap lukisan pacuan kuda di dinding.

Sementara Elsa tidur pulas berselimut. Sudah pukul setengah sepuluh malam dan hujan deras mendadak turun beserta angin kencang dan bunyi petir. Edwin mengalihkan pandangan dari lukisan sambil meraih remote control televisi yang tadi terjatuh di lantai karena Elsa sehabis menonton televisi malah tertidur. Edwin menyalakan televisi sambil mengeraskan volume. Tujuan Edwin hanya satu, mencari berita, terutama berita pembunuhan di Wates tadi sore. Tepat saat itu juga penyiar televisi khusus berita yang bermarkas di Kedoya, Jakarta Barat, langsung membacakan berita heboh pembunuhan sebelas orang, satu wanita dan sepuluh pria di kota Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Pihak kepolisian DIY kini tengah menyelidiki kasus pembunuhan yang sangat menghebohkan ini. Polisi menduga pelaku pembunuhan ini bukan orang sembarangan, melainkan orang yang mempunyai kemampuan istimewa dalam membunuh. Korban wanita adalah bangsawati Italia yang barusan mendapatkan kewarganegaraan Indonesia bernama Silvia Kozina, sementara sepuluh pria yang terbunuh adalah pengawal Silvia."

Edwin memindah channel ke saluran hiburan dan film, tapi yang tayang malah film yang paling tidak Edwin sukai sepanjang masa yaitu The Golden Compass, sebuah film adaptasi novel laris karya Phillip Pullman dengan bintang utama sang James Bond dan mantan istri Ethan Hunt! Edwin masih ingat betul betapa dirinya berteriak-teriak seperti orang gila di kantor saat acara siaran langsung pengumuman pemenang Piala Oscar awal tahun 2008 hanya gara-gara The Golden Compass merampok Oscar dari Transformers sebagai film pemenang kategori Efek Visual Terbaik. Edwin saat itu bahkan sampai memaki-maki si beruang putih Iorek Byrnisson, juga sang James Bond dan mantan nyonya Ethan Hunt sehingga mendapat teguran keras dari Bos-nya.

"Tingkahku memang kekanak-kanakan saat itu," gumam Edwin. "Tapi aku tak rela Optimus Prime terjungkal KO gara-gara beruang kutub putih itu!"

Hujan malah makin deras sehingga suasana kamar bertambah dingin. Edwin cepat-cepat mematikan AC, lalu berbaring di ranjang bawah, sementara Elsa masih tidur pulas di ranjang atas.


"Edwin!" jerit Elsa. "Kamu di mana?"

Edwin pelan-pelan bangun memandang Elsa yang sudah bersandar di ranjang sambil menyingkap selimutnya. "Kenapa AC kamu matikan?"

"Hujan deras, Elsa. Dingin."

"Ah, kamu ini kampungan sekali, Sepupuku Sayang." Elsa beringsut mencari remote AC. "Kamu sembunyikan remote AC-nya?"

Edwin tersenyum sambil menyerahkan remote AC yang tadi dia taruh di samping ranjang bawah kepada Elsa. "Nyalakan AC semaumu, tapi jangan terlalu dingin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun