4. Think Win-Win (Berpikir Menang-Menang)
Etika profesi menuntut seorang elektromedis untuk membangun hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan lain, manajemen rumah sakit, maupun pasien. Pola pikir win-win berarti berusaha mencari solusi yang menguntungkan semua pihak, bukan hanya kepentingan pribadi ataupun instansi tertentu.
Contoh penerapannya adalah ketika bekerja sama dengan perawat untuk memahami kebutuhan penggunaan alat. Elektromedis dapat memberikan edukasi singkat mengenai cara penggunaan yang benar sekaligus menerima masukan dari perawat tentang kesulitan yang mereka alami. Dengan pola pikir win-win, keduanya merasa dihargai, hasil kerja menjadi lebih optimal, dan pelayanan kepada pasien pun meningkat. Prinsip ini sejalan dengan etika profesi yang menekankan pentingnya kolaborasi demi tercapainya tujuan bersama, yaitu keselamatan pasien.
5. Seek First to Understand, Then to Be Understood (Berusaha Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami)
Dalam praktik sehari-hari, seorang elektromedis sering menerima laporan kerusakan dari tenaga medis lain. Kebiasaan ini mengajarkan bahwa sebelum memberikan solusi, penting untuk mendengarkan secara aktif dan memahami masalah yang disampaikan orang lain. Dengan mendahulukan pemahaman, komunikasi menjadi lebih etis, efektif, dan terhindar dari kesalahpahaman.
Misalnya, ketika seorang perawat mengeluhkan hasil monitor yang tidak stabil, seorang elektromedis sebaiknya tidak langsung menyalahkan pengguna atau menyimpulkan kerusakan, tetapi terlebih dahulu menggali informasi: kapan masalah terjadi, bagaimana kondisi pasien, dan langkah apa yang sudah dicoba. Dengan begitu, solusi yang diberikan akan lebih tepat sasaran. Prinsip ini juga melatih empati, membangun rasa saling percaya, serta mengurangi konflik di lingkungan kerja.
6. Synergize (Bersinergi)
Keberhasilan pelayanan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh satu profesi saja, melainkan hasil kolaborasi semua pihak. Elektromedis, dokter, perawat, teknisi laboratorium, farmasis, dan manajemen rumah sakit harus saling melengkapi. Sinergi memungkinkan lahirnya solusi yang lebih baik daripada jika bekerja sendiri.
Dalam etika profesi, bersinergi mencerminkan semangat kerja sama yang mengutamakan kepentingan pasien. Contohnya, ketika menghadapi kasus peralatan radiologi yang rumit, elektromedis dapat bekerja sama dengan dokter radiologi untuk memastikan hasil gambar sesuai standar diagnostik. Dengan adanya sinergi, efisiensi kerja meningkat, inovasi lebih mudah tercapai, dan keselamatan pasien lebih terjamin.
7. Sharpen the Saw (Asah Gergaji)
Seorang profesional elektromedis harus senantiasa mengembangkan diri. Mengasah gergaji berarti menjaga dan meningkatkan kualitas diri secara berkelanjutan melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, maupun penelitian teknologi medis terbaru. Dunia kesehatan terus berkembang, sehingga pengetahuan yang diperoleh hari ini bisa cepat usang jika tidak diperbarui.