Mohon tunggu...
Eka Tanjung
Eka Tanjung Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Wisata Eropa

Sahabat Wisata Eropa | Pemilik Tour Serbalanda | Tetap Semangat Jangan Kasih Kendor |

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kiat Menangkis Modus Kejahatan di Paris

4 April 2017   17:39 Diperbarui: 5 April 2017   05:00 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tandatangan Petisi
Di Paris banyak kita temui, ‘aktivis’ pengumpul tanda tangan untuk mendukung petisi. Pertanyaan yang pertama mereka lontarkan adalah “Do you speak English?”. Kemudian mereka minta Anda menandatangani formulir. Konon judul Petisinya Membantu Kaum Cacad atau Tuli. Dalam daftar harus diisi nama, alamat, tanda tangan. Disana sudah ada pendahulu yang mengisi dengan jumlah sumbangan yang besar. Sehingga Anda akan merasa sungkan untuk tidak memberi atau hanya memberi sedikit.

Soal tandatangan petisi ini, kenalan kami Raffy Ukon membuat video di Paris.

Padahal nama yang sudah tertulis di situ adalah palsu. Jika Anda sudah mengisi nama, maka diminta juga memberikan sumbangan untuk panti asuhan, kaum tuli atau penyandang cacat. Mendadak saja ketika Anda membuka dompet, akan muncul banyak anak-anak yang juga ingin sumbangan. Tujuannya agar Anda merasa harus memberi. Jadi sebelum terlambat, abaikan saja tawaran anak-anak dengan map dan kertas yang minta dukungan petisi. Itu tipu!

Pencopet dan Pencuri
Kasus yang kami sebutkan di atas, sejatinya mudah ditangkis dan dihindari. Karena mereka tampak dan kelihatan, Namun yang parah adalah kelompok yang Serbalanda paparkan di bawah ini pencopet dan pencuri.

Kemungkian Anda bisa kecopetan di Paris sejatinya cukup besar. Cukup banyak pencopet dan pencuri yang menggunakan berbagai cara untuk mengambil uang dan barang wisatawan dalam maupun luar negeri.

Mereka lebih senang menyasar wisatawan Asia karena kerap bawa uang kontan dan banyak. Selain itu wisatawan Asia lebih semangat dan fokus ke bikin photo dan selfie dengan SmartPhone daripada memperhatikan tas dan barang lainnya.

Sementara dibandingkan locals atau wisatawan Eropa, yang hanya mengantongi sekitar €20,- kontak di dompetnya. Sisanya adalah kartu ATM yang lebih sulit diuangkan oleh pencopet. Selain juga karena korban bule badannya besar dan tonjokkannya lebih keras dari orang Asia.

Selain itu wisatawan biasanya tidak faham dan mengerti akan kemahiran dan kegesitan pencopet menyikat barang jarahan. Dan biasanya perhatian wisatawan kepada bangunan atau lingkungan baru. Pada intinya mereka bisa mengambil setiap tas yang bisa dijangkau tangan. Biasanya mereka sudah cukup lama mengamati dan mempelajari calon korban, sebelum beraksi.  Tidak jarang pula mereka menggunakan orang kedua untuk memindahkan konsentrasi atau menutupi aksinya.

Sedia Payung Sebelum Hujan, Mencegah lebih baik dari Mengobati

  • Jangan masukkan benda berharga di kantong belakang celana!
  • Jangan menyimpan benda berharga di tas punggung atau tas samping.
  • Pakai tas depan yang yakin kalau tangan masuk bisa kelihatan.
  • Jangan mudah terpindahkan konsentrasi.
  • Usahakan duduk di dalam Metro atau berdiri di tempat yang tidak mudah orang bisa leluasa menjarah barang kita.
  • Hati-hati cara memegang HP. Mereka bisa merebut dari tangan dan kabur.
  • Jangan letakkan HP di meja cafe atau restoran. Pencuri sengaja menyisir ke tempat-tempat makan.
  • Jangan tinggalkan barang berharga di kendaraan dan menggoda untuk diambil.

Selain itu beberapa saran dan pengalaman dari kawan Indonesia:

Yugi di Facebook menulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun