Mohon tunggu...
Raditya Andreas
Raditya Andreas Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menantu Usang

30 Juni 2017   10:52 Diperbarui: 30 Juni 2017   12:59 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamar Arkansas begitu rapi, banyak foto terpajang di mejanya. Foto-foto yang mengingatkanku pada kenangan masa lalu, saat kami masih heboh menghabiskan masa kecil kami berdua. Tapi ada hal yang membuatku merasa kecut, yakni fotonya dengan seorang perempuan cantik.

"Itu pacarmu?"

Arkansas menggelengkan kepala," Bukan, itu bukan pacar,"

"Lantas?"

"Itu menantu ayah,"

Ia kembali meringis. Aku membuang muka muak dengan permasalahan jodoh.

Arkansas yang kini memposisikan diri di tempat tidurnya membiarkanku duduk berhadapan dengan foto-foto yang tertata rapi di atas meja. Kupikir Arkansas akan sepertiku yang tidak mulus dalam hal percintaan. Dan tentang cinta, aku mulai mengingat satu hal.

Jakarta, 5 Oktober 2002

Kepergianku merantau ke Jakarta membawaku pada kerinduan kota budaya Yogyakarta. Belum dua bulan aku bekerja di kota Metropolitan ini aku sudah merasakan homesick. Kedatanganku di Jakarta disambut baik oleh pemilik perusahaan yang kebetulan sangat membutuhkan seorang sarjana ilmu komunikasi sepertiku.

Semua berjalan lancar, aku dengan mudah beradaptasi di lingkungan kerjaku yang baru. Para pegawainya ramah-ramah, tidak ada pembeda antara hidupku di Jogja maupun di Jakarta. Meski demikian, macetnya Jakarta sedikit membuatku kecewa karena selalu mengganggu rutinitasku setiap harinya.

Aku tinggal bersama dengan Kalis, temanku yang menawariku pekerjaan ini. Kami hidup satu atap di sebuah rumah kontrakan. Semenjak kedatanganku di Jakarta, Kalis yang selalu mengajakku pergi jalan-jalan keliling kota metropolitan. Suasananya sangat berbeda dibandingkan suasana kerinduan kota Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun