Mohon tunggu...
Aditya Mahatma
Aditya Mahatma Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Materi tulisan merupakan kumpulan tugas perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Semiotika Komunikasi Visual, Pengkajian Kampanye Cak Imin Cawapres 2019

16 Mei 2018   20:42 Diperbarui: 16 Mei 2018   20:48 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Tulisan sengaja sedikit dimiringkan, dalam terminologi tipografi digunakan untuk memberikan penekanan. Penekanan yang dimaksud adalah untuk menonjolkan text tersebut sebagai pusat perhatian. Text diletakan didalam sebuah lingkaran, lingkaran dimaknai penulis memiliki kesan dinamis, sempurna, dimana ia tidak memiliki awalan juga akhiran. Lingkaran juga termasuk simbol yang akan mengendalikan pikiran serta perasaan orang lain. Lingkaran tersebut berwarna oranye, kombinasi dari warna merah dan kuning. 

Warna oranye dimaknai penulis memiliki kesan hangat, bersemangat, optimis, percaya diri dan kemampuan bersosialisasi. Dan lingkaran tersebut memiliki outline, dimana outline dimaknai penulis untuk memperkuat makna teks 'Cak Imin'. Outline dan tulisan "Cak Imin" berwarna putih, dimana putih dimaknai penulis memiliki kesan kebebasan dan keterbukaan.

Pesan Visual

Pada pesan visual pertama, ikon yang digunakan dalam banner ini merupakan ikon dari tiruan langsung atau foto diri dari Cak Imin. Seperti halnya desain, sebuah foto dapat menjadi kekuatan dalam menarik perhatian masyarakat, apalagi yang berkaitan dengan politik. Sebuah foto memiliki kekuatan tersendiri dalam membangun citra seseorang. Foto dalam desain billboard adalah foto cawapres Dr. (HC) H. Muhaimin Iskandar, M.Si. Pose Cak Imin menghadap kamera dengan sudut kemiringan wajah kurang lebih 25 derajat dari arah kiri.

Cak Imin menunjukan ekspresi senyum yang terlihat tidak ikhlas terlihat dari mata agak sipit dan dahi yang mengkrenyit, senyum yang tergolong ikhlas bisa terlihat dari mata yang terbelalak. Sehingga dimaknai penulis bahwa senyum Cak Imin memiliki kesan terjepit akan situasi yang dia hadapi terkait pencalonan dirinya sebagai Cawapres tahun 2019. 

Tubuh Cak Imin agak condong ke kiri dari perspektif penonton. Posisi Cak Imin seperti duduk dilihat dari bahu yang terangkat, dengan pundak kanan yang condong menunjuk ke arah kanan atas sejajar dengan tulisan #cawapres2019.

Rambut Cak Imin yang memiliki potongan jaman dulu dengan kacamata yang sama jaman dulunya terlihat kontras dengan tulisan 'gue banget...' yang mempresentasikan kesan anak muda. Atribut yang dikenakan seperti kemeja putih tanpa mengenakan dasi yang dilapisi dengan jas berwarna gelap. Hal ini dimaknai penulis memberikan kesan Cak Imin terlihat santai dari kerah yang dibuka dan tanpa dasi. 

Namun, masih terlihat rapi karena dilengkapi adanya jas yang melapisi kemeja sehingga kontras dengan tulisan 'gue banget...' yang mengesankan serba santai dan luwes.

Warna foto hitam putih pada desain tersebut lagi-lagi mengesankan tidak dinamis karena kurangnya warna pada foto dan terkesan tua. Garis bayangan dibagian kiri Cak Imin nampak dari penonton dengan warna abu-abu, dimaknai penulis mengesankan latar belakang Cak Imin yang masih bingung dalam mengambil perannya sebagai wapres Indonesia.

Keterangan : Garis Gestalt pada iklan kampanye Cak Imin

Segitiga gestalt adalah istilah yang digunakan dalam psikologi persepsi yang populer pada awal abad ke-20. Tokoh yang mencetuskan teori gestalt menjelaskan bahwa otak manusia cenderung menghubungkan atau mengelompokan apa yang dilihat menjadi satu kesatuan yang utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun