Mohon tunggu...
Senobius Mbasu
Senobius Mbasu Mohon Tunggu... "Menulis adalah bagian dari keindahan"

"Biarlah Orang Bijak Mendengar dan Menambah Ilmu, dan Orang yang Berpengertian Memperoleh Bahan Pertimbangan." (Amsal 1:5)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Belajar dari Kehidupan: Cermin Pola Asuh dalam Pembentukan Karakter

4 Mei 2025   06:42 Diperbarui: 4 Mei 2025   21:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi Anak Belajar dari Kehidupan (Doc.Pribadi)

Kehidupan adalah sekolah pertama bagi anak. Segala sesuatu yang mereka lihat, dengar, dan rasakan menjadi pelajaran yang mereka simpan dalam benak dan hati. Anak tidak sekadar belajar dari kata-kata, tetapi dari contoh nyata dan suasana yang tercipta dalam keseharian. Pola asuh yang diberikan orang tua dan lingkungan akan membentuk bagaimana mereka memandang dunia dan menjalani kehidupan.

"Anak-anak bukanlah bejana kosong yang harus diisi, melainkan api yang harus dinyalakan." - Plutarch

Bayangkan seorang anak seperti ladang subur. Benih apapun yang ditanamkan di dalamnya akan tumbuh dan berbuah, tergantung pada jenis benih dan cara perawatannya. Jika ditanamkan benih cinta, ia akan tumbuh dalam damai. Jika ditanamkan benih ketakutan, ia akan tumbuh dalam gelisah.

Berikut adalah enam belas cermin kehidupan yang menggambarkan bagaimana pengalaman hidup membentuk karakter seorang anak:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Celaan yang terus-menerus akan membentuk anak menjadi pribadi yang kasar. Misalnya, ketika anak membuat kesalahan dan orang tua langsung mencela dengan kata-kata tajam, anak belajar bahwa marah dan kata buruk adalah respons wajar terhadap masalah. Sebaliknya, jika kesalahan disikapi dengan bimbingan, anak akan belajar introspeksi.

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

 Rumah yang penuh konflik menjadi arena latihan kekerasan. Anak yang menyaksikan pertengkaran atau adu fisik akan tumbuh agresif, mudah tersulut emosi, dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan damai.

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah 

Anak yang dibesarkan dengan ancaman atau hukuman ekstrem akan tumbuh dalam kecemasan. Ia selalu merasa salah dan takut mencoba hal baru. Ia akan lebih memilih diam daripada menghadapi risiko kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun