Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diberkati untuk Memberkati

6 Mei 2022   20:31 Diperbarui: 6 Mei 2022   20:32 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka kalau salah satu hilang maka kenyamanan kita akan terganggu, kalau kenyamanan sudah terganggu maka kita tidak akan mau menjadi saluran berkat bagi orang lain. kalau kita mau menolong orang lain maka mungkin orang akan katakan kita orang gila.

Padahal jelas yang bisa menolong kita adalah Tuhan, bukan uang, studi, orang tua, materi dll. Mereka semua hanya alat di tangan Tuhan, maka jangan sejajarkan dengan Tuhan.

Hanya dengan bersandar pada Tuhan saja maka walaupun dalam kondisi apapun tetap bisa menjadi saluran berkat bagi sesama. Walaupun kita dalam kondisi yang sangat berkekuranganpun tetap bisa menjadi berkat, karena kita bersandar pada Tuhan.

Saya diingatkan tentang persembahan dari pada janda yang miskin sebesar dua peser. Itu adalah jumlah uang yang sangat kecil. Tetapi Tuhan katakan itu persembahan yang paling banyak karena ia memberi dari kekurangan.

Coba kita bayangkan : kalau janda itu tidak memberipun kebutuhan hidupnya tetap tidak terpenuhi karena ia sangat miskin, tetapi walaupun kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi tetapi ia tetap memberi, karena ia memberi bukan bersandar pada kebutuhannya tetapi pada Tuhan.

Jadi dengan bersandar pada Tuhan kita tetap bisa menjadi saluran berkat walaupun kondisi kita juga sangat berkekurangan.


Kalau kita menjadi saluran berkat dan kondisi kita berkelimpahan itu sangat wajar karena punya kelebihan tetapi kalau terus dalam kekuarangan dan tetap menjadi saluran berkat itu maka hal itu tidak wajar dan hal itu hanya bisa terjadi karena kita terus bergantung pada Tuhan.

Jadi dalam pandangan dunia walaupun kita berkekurangan, tetapi dalam pandangan Tuhan itulah berkat yang cukup bagi kita. Maka janda itu walaupun secara dunia berkekurangan tetapi tetap bisa menjadi berkat karena ia hidup berdasarkan pandangan Tuhan.

Inipun juga sama seperti Paulus, walaupun ia hidup berkurangan bahkan kerap kali ia puasa, karena tidak punya apa-apa,  ia kedinginan karena tidak punya jubah atau kain yang cukup tebal tetapi itu tidak menghalangi dia untuk terus mejadi salauran berkat bagi orang lain, hal itu tidak menghalangi dia untuk terus berkeliling melayani/memberkati orang lain.

Karena kalau kita hidup menurut pandangan dunia maka sampai kapanpun kita akan tetap berkekurangan, hidup kita tidak akan nyaman. Tetapi dalam pandangan Tuhan kita sadar bahwa itulah cukup buat diri kita, itulah berkat Tuhan sehingga kita bisa terus menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Saya ingat ada seorang alumni yang baru selesai studi tetapi punya beban untuk menolong adek-ade SMP di Silu, camplong dan dia tahu beban itu datang dari Tuhan. Dan saudara-saudara tahu yang namanya gaji honor pada saat itu hanya 350 ribu/bulan itupun di berikan 3 bulan sekali, tetapi hal itu tidak membuat dia putus asa, dia lakukan privat untuk bisa hidup dan dengan uang dari privat tersebutlah ia terus mengajar di Silu selama 3 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun