Mohon tunggu...
Khairul Rizal
Khairul Rizal Mohon Tunggu... Tutor - Tutor ,pendaki

Dalam otak kata kata bersarang melalui lisan dan jari kata kata dihasilkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeriku

27 November 2018   01:43 Diperbarui: 27 November 2018   01:53 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari di ufuk menyinari laksana negeri komik yang menyentuh hati

Hamparan sawah gunung dan hutan ku yang menggiurkan hati

Tak hanya itu hasil tambang negeri ku bisa menampung dan mengisi isi perut para konglomerat negeri

 Bekas tambang Minyak ,gas dan emas menjadi bukti dan saksi kayanya negeriku ini

Memperkaya dan memperbesar nama para konglomerat negeri

 Hingga Istilah fee lahir di bibir penguasa negeri demi mendapatkan hasil kekayaan negeriku ini 

Beragam kata majaz di pakai untuk mewakili dan menutupi keadaan negeri ini

Agar para rakyat terkelabui dengan opini dan wacana pemimpin negeri dengan salah arti

Sungguh sangatlah indah bukan?

Tangis ,keluh bahkan penderitaan laksana irama dalam sebuah musikalisasi

Yang jadi tontonan dan ajang yang dipakai penguasa negeri untuk menampakkan diri dikala butuh sensasi

Tingkah tikus berdasi jadi opini didalam tivi

Kelam bagaikan gemerlap hitam yang berhasil menenggelamkan cahaya rembulan

Banda Aceh 27 November 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun