Mohon tunggu...
Suwarni Liu
Suwarni Liu Mohon Tunggu... lainnya -

apa adanya (^_^)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Poligami Dua Sisi

12 April 2014   05:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

om swastiastu...

abangku menikah lagi di usianya yang ke 45 tahun..

dan beda usia istri kedua abangku dengan putri sulungnya hanya terpaut beberapa tahun, ga lebih dari angka 5

yang tidak kupahami tentang poligami yang dilakukan abangku, karena secara kenyataan, istri pertamanya cantik,lembut keibuan, pintar, penurut dan pandai berdagang..

so, kudengar dari temannya abangku, semua berawal dari seringnya istri kedua curhat ke abangku, entah itu via sms, bbm, ataupun inbox di jejaring sosial..

lama kurenungkan hal ini, karena agak sedikit kurang bisa kuterima, dan karena menurutku sebagai wanita, tentulah tidak berkeadilan jika sampai suami melakukan hal itu. Namun ada juga pendapat lain dari temanku, katanya coba saja aku berada di sisi sebagai lelaki, maka di mana letak keadilan jika hanya mempunyai satu istri.. hahaha,, nah lho..

akhirnya aku menemukan jawabannya, bahwa pada dasarnya setiap  lelaki yang memasuki usia 40 ke atas, entah itu 42, 46, 48, 68, mestinya akan mengalami masa puber kedua, dan uniknya, pada dasarnya setiap wanita yang memasuki usia di atas 45, akan mengalami masa menopose. Selama ini, banyak sekali wanita yang share tentang hal2 yg kurang baik saat memasuki masa menopose, terutama dalam hal hubungan batin dengan suami akan berkurang, melemah dan menghilang. Dan menurutku, hal tersebut membawa dampak kurang baik bagi wanita menopose, padahal kan bukan begitu yang semestinya.  Sementara yag kusimpulkan, alasan puber kedua itulah yang kupikir cocok untuk kasus poligami abangku.

Tapi, kemudian aku menemukan sebuah ramuan yang mungkin bisa memberi harapan bagi wanita agar suami tetap tidak berpaling darinya,, hahaha..

mari kita ibaratkan suami itu adalah perusahaan dan wanita/istri adalah karyawannya. Jika meninjau dari fitrahnya lelaki puber di usia 40thn ke atas, maka kontrak kerja seorg wanita dgn perusahaan sekitar range 20-25tahun, bahkan jika ada yang baru menikah di usia 30, maka siap2 kontrak berakhir 15tahun mendatang. Maksudnya, si karyawan ini mesti prepare dirinya jika dalam jangka sekian tahun mengabdi ke perusahaan, kemudian dia ga berguna lagi, maka akan berakhir kerjasamanya. Oleh sebab itu, muncul sebuah pertanyaan, jika mengandaikan karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut dalam jangka waktu lama, bukankah mestinya si karyawan itu menjadi lebih ahli dan mengetahui seluk beluk perusahaannya ?? so, sebagai seorg istri yang telah lama mendampingi suami, berati semua apa2 yg ada dlm diri suami seharusnya kita memahami dan menguasai seluk beluknya, dengan demikian walau menopose pun, hubungan kita dengan suami tidak berpengaruh apa2, kita mesti mengubah psikis tentang menopose, bahwa kita akan semakin akrab dengan ssuami, karena banyak hal yang bisa kita lakukan bersama layaknya seperti sahabat. Setelah menopose bukankah tidak ada lagi kekuatiran seorng wanita bahwa dia bakalan hamil lagi, bukankah wanita malah menjadi lbh tenang, lebih punya banyak wanktu karena anak2 sudah beranjak dewasa dan tidak butuh banyak kerepotan seperti saat masih kecil..

jadi antara perusahaan (suami) dan karyawannya yg ahli (istri) setelah usia 45thn ke atas, mestinya malah menjadi tim work yang hebat, bisa share banyak hal.

inilah pandanganku tentang poligami dua sisi, jika dipoligami,wanita rasanya diperlakukan tdk adil, namun sebaliknya jika hanya punya  satu istri yg selalu sibuk ngurus anak dan rumah tangga sampe tidak ada waktu buat suami, itu juga namanya  ketidakadilan. So, supaya semua baik2 saja, lebih wise kalo sejak muda, kita saling memahami, suami memahami istri demikian juga sebaliknya, jangan mengutamakan ego, tapi saling berbagilah. Apapun kendalanya itu, komunikasi yang saling pengertian adalah yang terbaik. Suami memberi masukan dan pendapat dari sisinya, demikian juga istri yang lebih terbuka akan keinginannya..

demikianlah pendapatku yang bisa dibagikan base on maraknya poligami di negeriku tercinta ini ..

salam damai sselalu, damai di hati

,, (^_^),,

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun