Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nada Istimewa untuk Papa dan Mama

21 Mei 2021   20:43 Diperbarui: 21 Mei 2021   21:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Reka, menjadi anak yang suka bernyanyi dan bermain piano sejak mengikuti lomba bernyanyi di tingkat kabupaten dan menjadi juara. Papanya kemudian mendatangkan guru les piano. Biasanya setelah les piano, dengan penuh semangat dan antusias Reka memanggil mama sepulang kerja dari kantor dan bernyanyi sambil bermain piano dengan nada merdu suaranya.

"Oh, iya. Sebentar lagi, mama dan papa akan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke empat belas." Gumam Reka di dalam hati.

            "Kira-kira aku memberikan apa, ya?" Celoteh Reka kemudian.

            "Aha! Aku ada ide." Aku ingin menyanyikan lagu "Doa seorang Anak" untuk papa dan mama sambil bermain piano aja." Tiba-tiba saja ide brilian terlintas didalam benaknya.

            Setiap malam, selesai mengerjakan tugas dari sekolah Reka mempersiapkan waktu selama satu jam untuk melatih lagu tersebut. Biasanya, dia mengecilkan suara supaya papa dan mama tidak mendengar lagu yang sedang dia latih supaya bisa menjadi suatu nada kejutan yang istimewa untuk papa dan mama saat hari bahagia mereka.

            18 Maret, tibalah ulang tahun pernikahan papa dan mama yang ke empat belas tahun. Setelah mama memasak makanan yang lezat, Reka dan papa ikut menikmati bersama di dapur.

            "Oh, ya, ma, pa. Setelah kita makan, nanti aku mau memberikan sesuatu yang istimewa" Cetus Reka.

            "Apa ya, kira-kira"? Tanya, papa.

            "Nilai Reka di sekolah semakin meningkat ya, sayang?" Mama menunjukkan rasa penasaran dengan kejutan dari Reka.

            "Ehehe, bukan, ma. Bukan." Reka menggelenggelengkan kepala.

            "Terus?" Papa melanjutkan pertanyaan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun