Mohon tunggu...
SELVIA WIDI
SELVIA WIDI Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran yang Efektif terhadap Perkembangan Generasi Alpha di Era 5.0

14 Desember 2022   22:11 Diperbarui: 14 Desember 2022   22:18 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Alpha adalah generasi berikutnya setelah Generasi Z, atau sering disebut sebagai Generasi Anak-Anak Internet. Mereka adalah anak-anak yang dilahirkan setelah tahun 2010 yang memiliki hubungan erat dengan teknologi, dan mereka menjadi generasi yang lebih berpengaruh terhadap penguasaan teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi ini menjadi populer karena menandai era baru teknologi, dimana anak-anak ini lahir dan tumbuh di sebuah dunia yang didominasi oleh teknologi yang maju. Generasi Alpha dikenal sebagai generasi yang lebih cerdas, berpikiran kritis, dan mandiri dibandingkan generasi sebelumnya. Ini juga dianggap sebagai generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif. 

Karakteristik generasi Alpha adalah : 

1. Teknologi, Generasi Alpha lahir dan tumbuh di dunia yang didominasi oleh teknologi yang maju. Mereka merupakan generasi yang paling paham tentang teknologi dan tahu bagaimana menggunakannya untuk meningkatkan hidup mereka.

2. Berpikiran Kritis, Generasi Alpha merupakan generasi yang lebih cerdas dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka memiliki kemampuan untuk berpikiran kritis dan memecahkan masalah dengan cepat. 

3. Kreatif dan Inovatif, Generasi Alpha memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi baru untuk masalah yang ada dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup. 

4. Adaptif, Generasi Alpha mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dengan cepat dan mudah beradaptasi dengan situasi baru.  


5. Mandiri, Generasi Alpha cukup mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri tanpa bantuan orang lain. 

Generasi Alpha adalah generasi pertama yang lahir di era digital yang diharapkan dapat menjadi generasi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang tepat untuk melengkapi mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang sukses. 

Penting untuk memberikan mereka pendidikan tentang teknologi digital. Mereka harus diajarkan tentang teknologi digital yang berkembang, seperti internet, program komputer, dan media sosial. Mereka juga harus diajarkan tentang etika digital, seperti bagaimana berfikir secara kritis tentang informasi yang mereka temukan di internet dan membentuk opini yang bijaksana. 

Pendidikan karakter harus diberikan kepada generasi Alpha. Pendidikan karakter ini mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, rasa ingin tahu, semangat belajar, disiplin, dan saling menghormati. Mereka juga harus diajarkan tentang toleransi, empati, dan bagaimana membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. 

Generasi Alpha sebaiknya diajarkan untuk menjadi pemimpin. Mereka harus diajarkan tentang kepemimpinan, bagaimana berpikir secara kritis dan mengambil keputusan yang bijaksana. Ini juga termasuk cara mengelola konflik, menyelesaikan masalah, dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang positif. 

Adapun pendidikan yang melatih kreatifitas generasi alpha. Mereka perlu diajarkan bagaimana mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif. Mereka juga harus diajarkan tentang bagaimana menyelesaikan masalah secara kreatif dan menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan mereka. 

Generasi Alpha merupakan generasi masa depan yang ditandai oleh teknologi dan digitalisasi. Generasi ini akan menjadi generasi yang benar-benar memahami teknologi dan mampu menggunakannya untuk mencapai tujuan mereka. Sistem pendidikan yang diberikan untuk generasi ini penting untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan lebih menekankan pada pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi. 

Sebagai generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan, sistem pendidikan berpotensi membangun kemampuan dan kapasitas kreatif serta berpikir kritis mereka. Kurikulum perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan generasi Alpha dan memberikan mereka pemahaman tentang teknologi, komunikasi, dan lainnya. Kurikulum juga harus dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir inovatif, keterampilan komunikasi, dan keterampilan berbasis teknologi. 

Selain itu, sistem pendidikan yang diberikan untuk generasi Alpha juga hendaklah memberikan mereka kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang teknologi. Pentingnya memberikan pemahaman tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mencapai tujuan, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan teknologi. Sistem pendidikan juga sudah semestinya memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan, sehingga generasi Alpha juga dapat memahami dan menghargai nilai-nilai budaya dan etika. 

Dengan demikian, sistem pendidikan yang diberikan untuk generasi Alpha harus dapat memenuhi kebutuhan mereka dan mengajarkan cara berpikir inovatif, keterampilan berbasis teknologi, dan nilai-nilai budaya dan etika. Sistem pendidikan yang diberikan dapat membantu mereka untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berdaya juang tinggi. 

Generasi Alpha adalah generasi yang terbiasa dengan teknologi dan inovasi, sehingga metode mengajar yang tepat untuk mereka juga harus memadukan teknologi. Beberapa metode mengajar yang tepat untuk Generasi Alpha diantaranya yaitu : 

1. Menggunakan Teknologi dan Inovasi 

Misalnya dengan cara memberikan mereka akses ke perangkat lunak pembelajaran online, seperti aplikasi dan game pendidikan. Selain itu, guru juga dapat menggunakan teknologi untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik bagi mereka.

2. Kembangkan Daya Imajinasi 

Pada umumnya, Generasi Alpha memiliki daya imajinasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk mengajar mereka adalah dengan mengembangkan daya imajinasi mereka. Guru dapat melakukan ini dengan menggunakan permainan, cerita, dan musik untuk menstimulasi pemikiran mereka. Jenis media juga dapat membantu mengekspresikan ide-ide mereka. 

3. Buatlah Pembelajaran Interaktif 

Generasi Alpha sangat terbuka terhadap hal-hal baru, sehingga membuat pembelajaran interaktif adalah salah satu cara yang efektif untuk mengajar mereka. Guru dapat membuat pembelajaran interaktif dengan menggunakan berbagai jenis teknologi, seperti proyektor, tablet, dan lain-lain. Dengan cara ini, guru dapat memastikan bahwa mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

4. Berikan Pembelajaran Berbasis Masalah 

Berpikir kritis yang tinggi adalah salah satu kemampuan yang dimiliki oleh generasi ini. Oleh karena itu, berikanlah pembelajaran berbasis masalah untuk menstimulasi pemikiran mereka. Dengan cara ini, guru dapat membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih visual dan kontekstual. Selain itu, guru juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi dan kerjasama.

Era 5.0 merupakan perkembangan teknologi informasi yang akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan. Penerapan teknologi informasi akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Penerapan teknologi informasi di era 5.0 akan membentuk cara baru dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan efisien. 

Teknologi informasi yang diterapkan di era 5.0 akan menghadirkan berbagai manfaat dan keuntungan bagi tenaga pendidik. Dengan teknologi informasi, tenaga pendidik dapat lebih mudah memantau kemajuan pelajar, membantu memberikan bimbingan dan menyediakan bahan ajar yang lebih lengkap dan mudah diakses. Teknologi informasi juga dapat membantu tenaga pendidik dalam membuat laporan dan mengelola data pelajar dengan lebih efisien. 

Selain itu, teknologi informasi ini membantu tenaga pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dengan menggunakan berbagai jenis media seperti video, audio, dan presentasi. Ini akan memungkinkan tenaga pendidik untuk menyampaikan materi dengan lebih efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan bagi pelajar. 

Oleh karena itu, dengan adanya teknologi informasi di era 5.0, diharapkan akan memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi tenaga pendidik. Dengan menggunakan teknologi informasi, tenaga pendidik dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan melalui cara yang lebih efektif dan efisien. Hal ini akan membantu tenaga pendidik untuk memberikan pelajar dengan pengalaman belajar yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh dunia. 

Era 5.0 adalah era digital yang menggabungkan teknologi informasi, komunikasi, dan media sosial untuk mendukung pengalaman belajar yang lebih baik. Dengan semakin populernya teknologi, pendidikan juga berangsur-angsur bergeser dari cara tradisional mengajar kepada model yang lebih komprehensif dan interaktif. Di era 5.0, pendidikan menjadi lebih mudah diakses dan terjangkau oleh semua orang. Namun, di era 5.0 juga muncul beberapa masalah yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap pendidikan. 

Tavares, M. C., Azevedo, G., & Marques, R. P. (2022) menyatakan bahwa tantangan industri dan pendidikan dalam perjalanan menuju masyarakat "baru" sangat besar, untuk mencapai masyarakat yang lebih humanistik, berpusat pada manusia, kualitas hidup, dan keberlanjutan. Ada beberapa masalah yang kemungkinan muncul di era 5.0 diantaranya yaitu : 

1. Masalah cyberbullying. Cyberbullying adalah penggunaan media sosial untuk menganiaya dan menyebarluaskan berita bohong tentang seseorang. Cyberbullying dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental pelajar dan mengurangi kinerja akademik mereka. Syah, R., & Hermawati, I. (2018) mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab pelaku kekerasan bullying tidak mempunyai kegiatan positif, sedangkan berbagai fasilitas teknologi banyak tersedia dan dengan mudah diakses, se-hingga menyebabkan perilaku yang tidak berguna.  

2. Kemudian masalah keamanan digital juga perlu diperhatikan. Penggunaan teknologi yang semakin tinggi menyebabkan banyak informasi sensitif yang disimpan di dalam sistem. Namun, jika tidak dijaga dengan baik, informasi sensitif ini dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Hal ini akan mengancam privasi dan keamanan pelajar. 

3. Selanjutnya masalah yang muncul di era 5.0 adalah ketidaksetaraan akses. Meskipun teknologi membuat pendidikan lebih mudah diakses, masih ada banyak lubang digital yang membatasi akses. Sebagian besar anak-anak dari keluarga miskin, terutama di daerah terpencil, belum memiliki akses yang cukup untuk mendapatkan pendidikan yang baik. 

4. Kurangnya keterampilan soft (soft skill) . Teknologi membawa banyak manfaat bagi pendidikan, tetapi juga mengharuskan siswa belajar keterampilan. Keterampilan soft (soft skill) seperti kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan bekerja sama, tidak dapat diajarkan melalui teknologi. 

5. Dan yang tak kalah penting adalah kurangnya motivasi belajar. Teknologi dapat membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga memberi siswa kesempatan untuk menunda tugas-tugas mereka. Tanpa motivasi yang tepat, siswa akan kehilangan fokus dan keinginan untuk belajar. Maka guru perlu memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang motivasi belaharnya kurang agar tercapainya tujuan belajar. Tujuan akhir dari sebuah pembelajaran di sekolah adalah untuk mencapai hasil belajar dalam ranah kognitif yang menjadi hal paling utama. Mutiani, R., & Suyadi, S. (2020). 

Dengan semakin populernya teknologi, masalah-masalah yang muncul di era 5.0 di bidang pendidikan akan semakin beragam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami masalah ini dan mencari solusi yang efektif untuk menangani masalah tersebut. (Mutiani, 2020) 

Kesimpulannya, generasi Alpha merupakan generasi yang cerdas, berpikiran kritis, kreatif, inovatif, adaptif, dan mandiri. Mereka merupakan generasi yang lahir dan tumbuh di sebuah dunia yang didominasi oleh teknologi yang maju dan memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. 

Generasi Alpha di era 5.0 diharapkan akan menjadi generasi yang lebih terampil dalam teknologi. Mereka akan memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang teknologi canggih seperti AI, IoT (Internet of Things), blockchain, dan lainnya. Mereka akan menjadi generasi yang lebih tepat waktu, produktif, dan kreatif, dengan kemampuan untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dengan baik dalam berbagai situasi. Mereka juga akan lebih berfokus pada kualitas dan inovasi daripada kuantitas. Generasi Alpha di era 5.0 diharapkan akan menjadi yang terdepan dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan ketimpangan sosial. 

DAFTAR PUSTAKA

Hermawati, R. S. (2018). Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying bagi Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 17(2), 131-146. 

Mutiani, R. M. (2020). Diagnosa Diskalkulia Generasi Alpha: Masalah dan Perkembangannya. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 104-112. 

Tavares, M. C. (2022). The Challenges and Opportunities of Era 5.0 for a More Humanistic and Sustainable Society. A Literature Review , Societes, 12 (6), 149

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun