Tiga hari aku jatuh, terpuruk
Menyaksikan semua yang terjadi tanpa inginku
Perlahan aku rapuh dan hancur dengan sendirinya tanpa pembelaan
Tanpa ada yang menepuk pundakkuÂ
Dan berkata "sabar, Â semua akan baik-baik saja".
"Sabar, semua akan berakhir".
Tiga hari aku hanya bisa merunduk meratap kemalangan beralaskan nestapa.Â
Tanpa disadari kemalangan menciptakan reruntuhan hati sendu.Â
Kian lama kian banyak. Kian hari kian dalam
Orang rumah sering bertanya. Ada apa kiranya dengan anak gadisku mengurung dirinya di tempat yang setiap sisinya gelap? Adakah orang yang mengganggu anak gadisku?
Sebisa mungkin aku menutupi reruntuhan hatiku dengan serbet bergaris-garis manis agar tidak terlihat
Aku sebisa mungkin kuat. Dengan kembali melihat reruntuhan tadi, mencoba menyusunnya kembali. Aku putik lembut. Karena bagaimana pun juga reruntuhan tadi adalah bagian penting dalam hidupku
Awalnya susunannya sering kali jatuh kembali, aku mencoba mencari cara lain, aku coba rajut bahkan aku coba lem
Segala jenis lem sudah aku coba
Lem tembak, lem kertas. Dan ternyata yang mempan adalah lem kesabaran yang aku pinjam dari tetangga sebelah.
Aku berhasil menyusunnya satu persatu, kupastikan tidak ada yang hilang supaya tidak ada yang cacat.
Aku sudah kembali