Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ibu... Jack Takut Gelap

13 Juni 2023   13:52 Diperbarui: 13 Juni 2023   14:01 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tik tik tik …. Bunyi hujan di atas genteng …

Itulah lagu yang sering dinyanyikan Jack si tupai dengan ibunya sebelum tidur di malam hari. Jack adalah anak tupai yang keras kepala, berkemauan keras, sering menunda-nunda sesuatu, namun dia sangat penyayang dan sangat dekat dengan Ibunya. 

Untuk bertahan hidup, Jack dan Ibunya berpindah-pindah tempat. Jack senang tinggal di tempat tinggal barunya. Sinar matahari menembus sela-sela pepohonan yang tinggi nan rindang menambah kesan pemandangan yang indah dari balik sarang tempat tinggal Jack dan Ibunya. 

Waktu menunjukkan pukul 7 pagi. “Jack bangun. Sudah pagi”, kata Ibu Jack yang membangunkannya dari tidur. “5 menit lagi Bu, Jack masih mengantuk sekali”, kemudian Ibunya berkata “Ayo bantu Ibu mencari makanan sebelum dikumpulkan oleh tupai lain. Persediaan makanan kita tersisa sedikit. Sebentar lagi musim dingin tiba. Kita  harus mengumpulkan banyak persediaan makanan”. Jack tidak langsung bangun mendengar perkataan Ibunya. Ia malah uring-uringan di tempat tidur hingga kebablasan waktu. 

Matahari mulai memunculkan sinarnya. Supaya menghemat waktu dan bisa mengumpulkan makanan lebih banyak, Ibu Jack memutuskan untuk berpencar. Ia berkata kepada Jack “Jack, kamu  mencari makanan ke arah barat. Ibu ke arah timur. Dalam waktu 1 jam kita bertemu kembali disini. Mengerti?”. “Baik Bu. Jack mengerti”, sebelum berpisah Ibu Jack memeluknya dan berpesan “hati-hati ya. Jika ada tanda-tanda kedatangan elang, kamu harus langsung bersembunyi di tempat yang aman”. Mereka pun berpisah di tengah-tengah hutan. Pohon pelangi di tengah hutan itu menjadi tanda tempat mereka akan kembali bertemu. 

Jack deg degan karena ini pertama kalinya ia berpencar dengan Ibunya. Di tengah perjalanan, Jack menemukan sebuah sungai yang jernih sekali airnya. “Ahh.. syukurlah ada air. Aku sudah merasa haus sejak tadi”, katanya sembari meminum air dari sungai tersebut. Setelah selesai minum, Jack tidak melanjutkan misi mencari makanan. Ia malah bermain-main di sungai tersebut. “Ah .. masih ada waktu. Aku ingin puas berenang disini”, pungkasnya. 

Tiba-tiba … Terdengar suara elang pemangsa. “Suara elang. Sepertinya dia masih jauh”, Jack tidak langsung lari bersembunyi, melainkan dia masih tetap berada di sungai tersebut. Tidak lama setelah itu, jarak si elang semakin dekat. Mata elang menatap Jack tajam, menunjukkan siap untuk menerkam. Jack pun kaget ketakutan dan lari terbirit-birit. “Aaaaaaa…. Tolong…. Ibu……”, Jack berteriak sambil berlari menghindari kejaran elang. Bagian hutan itu sangat sepi dan tenang. Seperti tidak ada penghuninya. Sepertinya percuma saja Jack berteriak minta tolong. Pergerakan Elang tidak kalah gesit dari Jack si tupai. Jack lari sekuat tenaga menaiki, menuruni, dan melompat dari satu pohon ke pohon lain. Jantungnya berdebar kencang dan tidak tahu ke arah mana ia berlari. Pokoknya, ia harus menyelamatkan diri. 

Kira-kira seratus meter di depannya, Jack melihat ada sebuah lubang di antara bebatuan. Dengan sigapnya Jack menambah kecepatan larinya dan langsung masuk bersembunyi dalam lubang tersebut. Ia pun selama dari kejaran elang. “Akhirnya aku selamat. Ibu tolong Jack. Jack takut disini”, Jack menarik napas pendek berulang kali tanda ia merasa capek, takut, lelah, khawatir, dan cemas setelah dikejar elang tadi. “Lubang ini sangat gelap. Jack takut gelap dan tidak tahu harus kemana. Elang itu bisa saja kembali mengejar Jack”. Jack tidak berani keluar dari lubang tersebut karena takut jika nanti akan dikejar oleh elang. Namun, ia juga takut karena lubang tersebut sangat gelap. Ia hanya bisa berharap bahwa ibunya akan datang menolongnya, “Ibu tolong datang jemput Jack. Jack takut sendirian disini”. 

Di tempat yang berbeda, Ibu Jack akhirnya berhasil mengumpulkan makanan. Ia sudah kembali ke pohon pelangi. “Sudah lewat dari waktunya. Jack belum juga kembali”, Ibu Jack masih bersabar menunggu. “Mungkin dia sedang bermain di suatu tempat. Nanti juga dia akan kembali ke rumah”, kemudian Ibu Jack pulang ke sarangnya. Ibu Jack masih tidak khawatir karena ia tahu bahwa anaknya itu suka bermain hingga lupa waktu. 

Hari mulai mendung. Matahari yang tadinya bersinar cerah, kini tertutup awan abu-abu. Seisi hutan mulai gelap, padahal ini masih jam 12 siang. “Jack dimana ya? Kenapa sampai sekarang belum pulang?, Ibu Jack mulai mengkhawatirkan anaknya. Akhirnya, Ibu Jack memutuskan untuk mencari Jack. Ia mulai menelusuri jalan dimana ia dan Jack berpisah tadi pagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun