Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat dikatakan sempurna, karena sejatinya
kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa. Pernyataan ini berkaitan dengan
fakta bahwa beberapa manusia lahir dengan kemampuan dan kekuatan yang lebih dari
manusia lainnya. Berdasar pada fenomena tersebut, telah menjadi kewajiban manusia
yang lebih berdaya untuk membantu manusia lain agar memiliki kemampuan bertahan
hidup yang baik. Untuk bertahan hidup, beberapa aspek kehidupan perlu dipenuhi, yaitu
biologis-psikologis-spiritual-dan lainnya. Aspek-aspek ini harus terpenuhi untuk
mencapai kesejahteraan hidup. Namun, di luar dari aspek tersebut nyatanya masih tetap
ada alasan bagi manusia merasa bahwa dirinya ‘kurang’ dan ingin menyerah akan
hidup. Seringkali hal ini disangkut pautkan dengan ‘gaib’ yang banyak orang menailai itu adalah bisikan setan yang menakutkan. Di sisi lain dengan rasa kurang tersebut, ada manusia lain yang melihat dan akhirnya muncul perspesi seperti “Ah, dia kan hidupnya enak dan berkecukupan, lebay amat sampe mau mengakhiri hidup”. Kalimat ini merupakan judgemental dari manusia yang tidak mengerti bahwa arti kebahagiaan dan rasa puas akan kehidupan setiap individu adalah berbeda.
Bukan persoalan gaib dan setan, lebih dari itu memang menakutkan jika kondisi spiritual yang mendorong manusia merasa ‘kurang’ memang akan sangat menyesatkan jika seorang manusia terkait tidak memiliki kekuatan lebih untuk bertahan dan melawan kekosongannya. Berdasarkan kondisi seperti ini sangat dibutuhkan peran manusia lain yang dapat memberikan layanan dan dukungan sebagai pemicu individu untuk dapat berdaya, lebih kuat, dan merasa cukup untuk melanjutkan hidup.
Sulitnya memahami hal-hal yang tidak dapat diobservasi ini sampai saat ini belum terpecahkan apa dan bagaimana penyebab serta solusinya karena individu lahir dan berkembang dengan tingkat spiritualitas yang berbeda-beda. Alasan ini masih perlu dikaji lebih dalam penyebab dan cara mengatasinya agar
setiap manusia memiliki jalan keluar ketika merasa hampa dan kurang, sehingga tidak
memutuskan untuk menyerah dan berhenti berusaha dalam hidupnya.
Beberapa poin dan pesan yang perlu dihighlight, yaitu sebagai manusia dengan pemikiran dan nurani yang seyogyanya tidak perlu menilai dan menghakimi antar manusia bagaimanapun keadaan dan situasi yang mereka hadapi. Tugas kita sebagai individu yang hidup saling berkesinambungan adalah membantu sama lain untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan sesuai dengan standar yang hanya dapat dirasakan dalam diri. Begitu pula dengan konsep spiritual, jika memiliki pondasi dan nilai yang kuat, justru spiritual akan mengarahkan pada rasa syukur yang mendorong jiwa semangat hidup untuk mencapai kesejahteraan yang diinginkan, bukan menyerah dan memutuskan mengakhiri kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI