Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanah Air Ganjar

14 Maret 2022   18:51 Diperbarui: 14 Maret 2022   18:58 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti Gubernur lainnya, Ganjar Pranowo juga membawa tanah dan air dari Jawa Tengah untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Tanah dan air itu, disatukan Presiden Joko Widodo dalam Kendi Nusantara. Itulah simbol persatuan membangun IKN. Penyatuan energi inti, dari seluruh cerita dan sejarah kekayaan Indonesia.

Setiap Gubernur punya cerita atas tanah dan air yang mereka bawa. Misalnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang membawa tanah dan air gabungan dari 27 kota kabupaten di Jabar.

Lalu Gubernur Jatim Khofifah yang menceritakan tanah dan air dari Jatim memiliki nilai sejarah dan korelasi yang cukup besar dengan nama Ibukota baru yaitu 'Nusantara'.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, membawa tanah dan air dari Kampung Aquarium. Dengan harapan bahwa pembangunan Ibu Kota baru tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan.

Tapi dari semua gubernur di Pulau Jawa, saya tertarik pada tanah dan air yang dibawa oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ganjar membawa tanah dan air dari dua wilayah berbeda. Tanahnya berasal dari Gunung Tidar, Magelang. Sementara airnya diambil dari Sendang Bancolono, di Tawangmangu.

Masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah saya yakin sudah tidak asing dengan legenda Gunung Tidar yang disebut sebagai paku buminya Jawa.

Legenda Gunung Tidar ini ceritanya juga bermacam-macam. Salah satunya, di gunung itu tertanam Rajah Kalacakra yang ditancapkan oleh Syekh Subakir sebagai penakluk tanah Jawa yang kala itu dikuasai oleh jin.

Oleh Syekh Subakir yang disebut hidup sebelum masanya Walisongo, Rajah Kalacakra itu ditanam untuk mengusir segala balak dan marabahaya. Baik yang lahir dari ulah manusia maupun jin. Mungkin kisah itu jadi alasan Ganjar memilih tanah Gunung Tidar untuk dibawa. Agar IKN terhindar balak dan marabahaya dari apa dan siapa saja.

Kemudian air dari Gunung Lawu di Desa Gondosuli. Air ini diambil di sebuah sendang, di sekitar pertapaan Bancolono. Ini adalah sendang keramat. Raja-raja Jawa bahkan sebagian besar Presiden Indonesia yang akan bertapa di Bancolono pasti bersuci di sendang itu.

Ya Ritual Kendi Nusantara ini adalah simbol persatuan yang dihadirkan Presiden Jokowi dalam membangun IKN. Ritual itu ya murni sebagai simbol. Bukan sebuah laku klenik atau mistis.

Apalagi negara kita ini kaya kultur, kearifan lokal, tradisi dan budaya yang sarat dengan simbol. Kalau ada yang bilang klenik, justru dia lah yang berpikiran klenik dan tidak bisa membaca simbol.

Seperti yang Ganjar katakan, ritual ini tak lain bagian dari kultur masyarakat Indonesia. Semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan.

"Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan,"

Saya setuju pak. Indonesia lahir dengan beragam budaya, adat dan punya kekayaan sejarah yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Pak Ganjar di beberapa kesempatan juga tidak pernah lelah menggelorakan semangat nguri-uri atau melestarikan budaya.

Bolehlah kalau di masa modern saat ini, budaya barat atau yang sekarang sedang tren adalah K-POP dinikmati. Tetapi itu tidak bisa jadi alasan atas nama modernisasi dan melupakan kultur. Ini warisan nenek moyang yang harus kita jaga dan lestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun