Beberapa waktu lalu, kota kita menyaksikan demonstrasi yang berujung ricuh sejumlah halte Transjakarta dibakar dan fasilitas MRT mengalami kerusakan, meninggalkan kerugian yang tidak kecil bagi publik. Kerusakan ini menyasar tempat-tempat yang dipakai ribuan orang setiap hari untuk bekerja dan mencari nafkah.Â
Di balik headline, ada wajah-wajah penumpang yang terdampak seperti: pedagang kaki lima, pekerja pabrik, ojek online, dan buruh harian yang menggantungkan hidup pada akses transportasi murah dan andal. KAI Commuter sendiri melayani lebih dari satu juta penumpang pada hari kerja, dan jumlah penumpang KRL mencapai ratusan juta per semester angka yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga layanan ini agar ekonomi rumah tangga tetap bergerak.Â
Kenapa Fasilitas Umum Kereta harus Dilindungi
Kereta dan halte bukan sekadar beton dan kaca. Mereka adalah urat nadi kota yang menghubungkan rumah ke pekerjaan, sekolah, dan layanan penting. Saat fasilitas rusak, bukan hanya biaya perbaikan yang muncul produktivitas tergerus, waktu perjalanan melambat, dan beban ekonomi keluarga bertambah. Kerusuhan terakhir juga membuat penumpang MRT turun drastis di beberapa stasiun karena rasa tidak aman dan gangguan operasional.
Cara praktis menjaga fasilitas sebagai tanggung jawab kita bersama:
Laporkan segera jika melihat vandalisme atau potensi kerusakan melalui kanal resmi (call center Transjakarta, KAI Commuter, atau aplikasi terkait).
Jaga kebersihan halte/stasiun: sampah berserakan memicu perusakan dan menurunkan rasa aman.
Dukung inisiatif perbaikan dan gotong royong saat pemerintah atau komunitas membuka program restorasi.
Pendidikan publik: ajak lingkungan menyadari fungsi fasilitas umum bagi warga miskin dan pekerja harian.
Gunakan media sosial untuk menyebarkan fakta dan mengutuk perusakan, hindari hoaks yang memicu kekerasan.