Mohon tunggu...
Sekar Azmi Azzahra
Sekar Azmi Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo! Kenalin Saya Sekar Azmi Azzahra sebagai Mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri. Selamat datang di platform berita yang berfokus pada opini terkait dengan isu-isu atau permasalahan yang terjadi dan relevan dengan study yang saya jalani saat ini. Saya harap anda menemukan konten atau berita yang bermanfaat disini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Budi Utomo ke Indische Partij: Napas Awal Pergerakan Nasional Indonesia

23 Juni 2025   21:07 Diperbarui: 23 Juni 2025   21:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergerakan Nasional sumber google

Perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan bukanlah kisah instan. Ia lahir dari proses panjang, penuh gelora semangat, dan ditopang oleh organisasi-organisasi yang menjadi tonggak kebangkitan nasional. Di masa awal abad ke-20, kesadaran kolektif mulai tumbuh di kalangan rakyat dan elit terdidik bumiputra. Merekalah yang mulai menyadari bahwa penjajahan tidak bisa dilawan hanya dengan kekuatan fisik, melainkan juga dengan organisasi, pendidikan, dan semangat persatuan.

Salah satu organisasi paling awal dan sering disebut sebagai pelopor pergerakan nasional adalah Budi Utomo. Didirikan pada 20 Mei 1908 oleh dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA di Batavia, Budi Utomo menekankan pentingnya pendidikan dan peningkatan martabat bangsa melalui jalur intelektual. Meski sifatnya masih elitis dan terbatas pada kalangan priyayi Jawa, kehadiran Budi Utomo membuka babak baru: bahwa rakyat Indonesia bisa bersatu dalam wadah organisasi yang sah.

Tak lama berselang, lahirlah Sarekat Islam (SI) organisasi yang menjadi representasi suara rakyat lapisan bawah. Dimulai dari komunitas pedagang pribumi di Surakarta yang dipimpin Haji Samanhudi pada tahun 1911, SI kemudian berkembang pesat di bawah kepemimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sarekat Islam menjadi kekuatan sosial dan politik yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai kalangan. Dengan pendekatan massa yang lebih luas, SI memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional dan mendorong semangat anti-kolonial.

Di tengah geliat nasionalisme yang mulai membara, muncul pula Indische Partij, sebuah organisasi yang berani dan terbuka menyuarakan kemerdekaan. Didirikan tahun 1912 oleh tiga tokoh besar---Douwes Dekker (Danudirja Setyabudi), dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara organisasi ini menjadi simbol nasionalisme radikal yang tidak lagi bersikap lunak pada Belanda. Mereka memperjuangkan persatuan semua golongan di Hindia Belanda, tanpa memandang suku, agama, atau ras. Gagasan-gagasan mereka bahkan sampai membuat pemerintah kolonial gusar dan akhirnya membubarkan organisasi ini pada 1913.

Meski berbeda latar belakang dan pendekatan, ketiga organisasi ini memiliki benang merah: membangkitkan kesadaran kebangsaan. Mereka adalah pionir dalam membentuk identitas nasional Indonesia yang utuh dan menjadi dasar bagi lahirnya organisasi-organisasi modern lainnya seperti Perhimpunan Indonesia, PNI, hingga perjuangan menuju Proklamasi 1945. Mengingat peran besar mereka, penting bagi generasi muda saat ini untuk tidak melupakan akar-akar sejarah pergerakan nasional. Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij bukan hanya lembaran dalam buku pelajaran, tetapi adalah nyala api awal dari kemerdekaan yang kita nikmati hari ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun