Mohon tunggu...
Sekar Asyifa Nur Abiyyah
Sekar Asyifa Nur Abiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa yang belum rajin

Pengamat film, kartun, komik yang masih butuh banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Donat Artisan, Sebuah Karya yang Kaya Rasa

30 Juni 2021   22:03 Diperbarui: 30 Juni 2021   22:07 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: Dokpri (Dyah & donatnya)

Sejak April tahun lalu Pemerintah memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pertama kalinya, hal tersebut berdampak cukup besar pada perekonomian di Indonesia. Tingkat pengangguran dan kemiskinan negara meningkat sejak saat itu, tak sedikit orang berkurang penghasilannya. Sama halnya dengan Dyah (43) yang mulai memasarkan kue-kue buatannya sejak awal pandemi karena alasan ekonomi.

Dyah adalah seorang ibu rumah tangga dengan tiga putri yang semuanya masih bersekolah. Ketika awal pandemi, dirinya dan sang suami mengalami penurunan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Hal itu membuatnya terdorong untuk memasarkan kue-kue yang ia buat, khususnya donat.

"Awalnya karena anak-anak susah makan dan suka ngemil, jadi saya suka bikin buat anak-anak lalu dijadikan story whatsapp. Dari sana lah orang-orang mulai tanya-tanya dan meminta untuk dibuatkan," ungkap Dyah ketika ditanya mengenai awal mula ide jualan donatnya.

Dyah juga mengungkapkan bahwa saat awal jualan dulu dirinya sebenarnya tidak memasarkan kue-kuenya, tetapi hanya menerima pesanan dari orang terdekat saja. "Pas awal jualan, cuma orang-orang dekat yang ada di kontak aja yang pesen. Setelah jalan kurang lebih setengah tahun, baru deh berani masarin di facebook, di market place," jelasnya.

Mengenai kapan dan bagaimana donatnya dibuat, Dyah mengungkapkan bahwa dia membuat adonan dan menggoreng donat di malam hari apabila ada pesanan pagi. Jika ada pesanan siang atau sore, ia akan membuat adonan pada pagi hari. "Semua donat baru diberi glaze atau topping itu kurang lebih sejam sebelum diantar, biar tetap cantik," lanjutnya mengenai proses pembuatan donat.

Selain donat hias biasa, Dyah juga banyak menerima donat hias untuk ulang tahun atau ucapan selamat. Untuk donat semacam itu, sebelum memberi topping, Dyah akan mencetak huruf dengan cokelat di cetakan yang dimilikinya. Sembari menunggu cokelat mengeras, ia akan menghias donatnya. Donat akan diantar kepada pembeli begitu selesai dihias.

gambar: Dokpri
gambar: Dokpri
Ketika ditanya mengenai harganya, Dyah menjelaskan, "Harganya 40 ribu saja untuk donat ultah atau donat ucapan, untuk donat hias 35 ribu. Satu box bisa isi 24 donat mini atau 12 donat medium."

Selain donat artisan, Dyah juga menjual donat isi dan garlic bread. "Adonannya sama kayak donat hias, bedanya dua roti ini ada isinya. Yang donat isi bisa request isi selai atau coklat."

Selain itu, tak jarang Dyah juga menerima pesanan kue kering. Biar begitu, ia sedikit membatasi pesanan kue keringnya, "karena gak ada waktu, dan saya sudah fokus membuat donat juga."

Penghasilan dari jualan donat dan kue keringnya bisa dibilang cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anak. Apa lagi mengingat ketika pandemi kemarin penghasilan sang suami sempat menurun.

Usaha jualan donatnya pun berjalan konsisten sejak awal pandemi hingga saat ini. Pembeli yang tadinya cuma orang-orang terdekat bertambah makin banyak dari facebook maupun teman ke teman. Bahkan dirinya juga mulai menerima reseller belum lama ini. "Dalam sehari rata-rata sampai 5 box donat," jelasnya mengenai jumlah pesanan yang ia terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun