Mohon tunggu...
Seka AngonDamayasha
Seka AngonDamayasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

21107030113

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Warna

15 Juni 2022   21:23 Diperbarui: 15 Juni 2022   21:41 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak kecil kita sudah diperkenalkan oleh warna, para orangtua sering kali mengenalkan warna ke anak-anak mereka untuk media komunikasi untuk memberikan manfaat secara emosional. Biasanya, hal ini diperuntukan untuk membantu kemampuan bahasa yang belum matang, sehingga warna yang menjadi media komunikasinya. Warna dapat dikenal oleh manusia sejak ditemukannya lukisan yang berwarana warni di dinding gua pada zaman batu. Tidak ada yang tahu dari mana warna itu berasal, karena warna itu ada jauh sebelum manusia ada. Para ilmuwan menemukan lukisan yakni sebuah lukisan bison merah itu di dinding gua Almatira daerah Spanyol timur yang di Indonesia lukisan semacam itu dapat ditemukan di daerah Sulawesi selatan, Maros atau di Gua Leang-leang. Lalu apa definisi dari warna itu?

Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang warna. Prawira menjelaskan bahwa Warna adalah salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain unsur-unsur visual lainnya. Kemudian Sanyoto mendefinisikan Warna adalah secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Nugraha mengatakan bahwa Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulakn oleh benda-benda yang dikenalnya. Adapun menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur Warna sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi kelakuan seseorang. Warna berperan penting dalam penilaian terhadap estetika seperti dalam hal penentuan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap suatu benda. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga unsur yang penting dari pengertian warrna yaitu benda, mata dan unsur cahaya. Dengan demikian, warna dapat didefinisikan sebagai unsur cahaya yang dipantulkan oleh benda dan selanjutnya diinterprestasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut. Dalam teori Brewster, kelompok warna terbagi menjadi 4 yaitu (1) Warna Primer, warna primer adalah warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Tiga warna primer anatara lain merah, biru dan kuning. (2) Warna Campuran/ Sekunder, warna ini merupakan hasil pencampuran dari warna-warna primer. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran merah dan kuning, warna hijau adalah campuran warna biru dan kuning dan warna ungu adalah campuran dari warna merah dan biru. (3) Warna Tersier, warna tersier pada awalnya dicetuskan merujuk pada warna-warna netral yang dibuat dengan cara mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna. Dan ini akan menghasilkan warna putih atau kelabu, dalam sistem warna cahaya aditif, sedangkan dalam sistem warna subtraktif pada pigmen atau cat akan menghasilkan coklat, kelabu atau hitam. (4) Warna Netral, warna netral merupakan campuran ketiga warna dasar dalam proposi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Nah, sekarang kita lanjut pada Arti dan Filosofi warna menurut psikologi, simak penjelasan dibawah ini!
1. Warna Kuning
Filosofi warna kuning selalu diidentikan sebagai lambang kebahagiaan dan keceriaan. Mengapa? Hal ini dikarenakan warna kuning merupakan warna yang cerah dan bisa dikatakan mencolok keberadaannya dibanding dengan warna lainnya. Warna kuning menjadi salah satu warna  primer dan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Seperti warna kuning pada lemon, bunga matahari, matahari hingga warna lalu lintas. Warna kuning ini awalnya merupakan salah satu warna yang pertama kali digunakan dalam dunia seni di jaman Mesir Kuno. Dalam dunia psikologi, filosofi warna  kuning selalu dikaitkan dengan keceriaan, kebahagiaan dan rasa optimis. Warna kuning juga kerap digunakan dalam terapi untuk meredakan stress atau sebagai pengendali emosional. Filosofi warna kuning dalam dunia psikologi juga bisa mencerminkan simbol imajinasi, kepandaian, harapan, kesenangan, kesetiaan hingga kesegaran. Selain itu, filosofi warna kuning ini juga melambangkan sisi pengecut, kehati-hatian, hingga rasa cemburu. Sisi negatif warna kuning ini dipengaruhi presepsi masyarakat aba ke-14 entah apa yang menjadi penyebabnya.
2. Warna Merah
Dari kacamata psikolgi, warna merah dapat mewakili beberapa sifat seperti gairah, hangat, dan bersemangat. Warna merah juga bisa jadi simbol energi, seksualitas, romansa dan nafsu. Menurut psikologi, warna merah juga diangap dapat memanipulasi emosi seseorang dibandingan warna lainnya. Selain itu, warna merah juga dianggap sebagai warna yang berani.
3. Warna Hijau
Hijau adalah warna yang identik dengan alam. Arti warna hijau dapat memberikan suasana yang terkesan santai. Dalam cara pandang ilmu psikologi, warna hijau adalah warna yang sangat membantu seseorang jika dalam keadaan sulit. Contohnya ketika seseorang seang tertekan, warna hijau akan membuat seseorang menjadi lebih mampu menyeimbangkan emosi yang dirasakannya. Warna hijau adalah warna untuk aura orang yang memiliki tipe kepribadian plegmatis atau yang artinya orang yang bersifat tidak emosional, hal itu cenderung membuatnya  selalu tenang.
4. Warna Biru
Dalam cara pandang ilmu psikologi, warna biru tua dapat merangsang pemikiran yang jernih. Sementara warna biru muda dapat memabantu seseorang dalam menenangkan pikiran. Selain itu, warna biru dapat meningkatkan konsentrasi seseorang dikarenakan warna biru dapat memberikan kesan yang prefesional. Arti warna biru juga sering diidentikan dengan simbol kekuatan dan ekspresi artistic. Jika dikaitkan dengan sebuah kepribadian, biru adalah warna bagi mereka yang memilki sifat melankolis atau seseorang yang tipe kepribadiannya membuat ia lamban dalam pembawaanya.
5. Warna Hitam
Filosofi warna hitam selalu menjadi perdebatan banyak kalangan. Hal ini karena banyak presepsi mengenai arti warna hitam yang sebenarnya. Ada yang mengangap warna hitam sebagai simbol duka, ada juga yang menganggap sebagai simbol keberanian dan lain sebagainya. Arti warna hitam dalam ilmu psikologi memiliki dampak yang luar biasa pada emosi seseorang. Arti warna hitam bisa menimbulkan perasaan beragam, mulai dari takut hinga segan atau hormat. Selain itu warna hitam juga bisa memunculkan perasaan kesedihan atau depresi.
6. Warna Putih
Yang terakhir yaitu warna putih. Dalam ilmu psikologi, warna putih merupakan simbol awal yang  baru. Banyak orang menggunakan warna putih sebagai pengingat masa muda dan kepolosan mereka. Putih juga disebut sebagai warna yang mewakili aspek keseimbangan, yaitu negatif dan positif. Karena warna ini sering diggunakan sebagai pemisah dalam pencampuran sebuah warna.
Itulah arti dan filosofi dari warna kuning, merah, hijau, biru, hitam dan putih menurut psikologi.
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun