Mohon tunggu...
Anugra
Anugra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Lebih menyukai kritik daripada solusi

Selanjutnya

Tutup

Film

Film The Stoning of Soraya M: Suara Perempuan untuk Dunia

22 Mei 2023   20:25 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:20 5229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini diadaptasi dari Femme Lapidee, sebuah buku best seler tahun 1994 karya seorang jurnalis Perancis-Iran bernama Freidoune Sahebjam. Film The Stoning of Soraya M. tayang perdana dunia di Toronto International Film Festival 2008, dan memenangkan Runner Up Audience Choice Award. Film ini juga menjadi pemenang di beberapa festival antara lain, Flanders International Film Festival untuk kategori Canvas Audience Award, Heartland Truly Moving Picture Award, dan Los Angeles Film Festival untuk kategori Audience Award for Best Narrative Feature.

Film ini mengandung kritik sosial terhadap budaya patriarki yang masih sering terjadi dalam kehidupan kita, pertama, bahwa perempuan memiliki hak atas kehidupan yang lebih baik lagi tanpa adanya setir dan kemudi dari pihak laki-laki, kedua, tentang sikap seseorang yang tidak diam saat mengalami ketidakadilan, ketiga, mendengarkan penuturan dari segala sisi saat terjadinya ketidakadilan.

Sinopsis Film The Stoning Of Soraya M.

Saat tengah berada di sebuah desa terpencil di Iran, seorang Jurnalis asal Perancis bertemu seorang wanita yang memiliki sebuah kisah nan mengerikan terkait keponakan perempuannya, Soraya, dan seluk beluk kematiannya yang tragis.

Saat Jurnalis itu mulai menyalakan alat perekamnya, Zahra membawa kita kembali ke awal ceritanya yang melibatkan suami Soraya, pemuka setempat, dan sebuah kota yang dengan sangat mudah diprovokasi. Wanita di sana tidak memiliki hak dan menghadapi keinginan orang-orang korup yang menggunakan dan menyalahgunakan wewenang mereka untuk menghukum Soraya, istri yang tidak bersalah namun dijatuhi hukuman mati yang tidak adil dan sangat menyiksa.

Sebuah kisah drama nyata dan mengejutkan yang menguak kekuatan gelap dari pengaruh massa, hukum yang tak beradab, serta minimnya pengetahuan HAM terhadap perempuan. Satu-satunya harapan untuk menegakkan keadilan terletak pada sang Jurnalis yang harus melarikan diri demi menyelamatkan dirinya dan juga kisah tersebut agar seluruh dunia mengetahuinya.


Representasi Ketidak Adilan Gender dalam Film The Stoning Of Soraya M.

1. Perempuan tidak memiliki kesempatan untuk berbicara, hal ini terlihat dalam adegan dan percakapan di saat Zahra, selaku Bibi Soraya, bercerita mengenai ketidakadilan yang terjadi di tempatnya. 

Zahra: “Ambillah peralatanmu. Di sini suara wanita tidak diperdulikan. Aku ingin kau membawa suaraku bersamamu”.

Freidoune: “Kenapa aku harus mendengarkanmu? Jika seperti yang kau katakan suara wanita tidak lagi dipedulikan di manapun di negara ini.

Zahra: “Pertama, dengarkan ceritaku. Kau akan tahu kenapa harus mendengarnya”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun