Mohon tunggu...
secangkirkopi
secangkirkopi Mohon Tunggu... Relawan - karyawan swasta

masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Perubahan Berpotensi Gagal karena Faktor Bacawapres

28 Januari 2023   20:48 Diperbarui: 28 Januari 2023   21:05 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Kompas.com

Sekalipun ketua umum partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan dukungannya pada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres), kepastian terbentuknya koalisi perubahan tampaknya masih abu-abu.Koalisi yang diisi oleh partai Nasdem, Demokrat, dan PKS ini tampaknya tidak mudah untuk disatukan.

Penyebabnya jelas faktor bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang nanti akan mendampingi Anies Baswedan.Adalah wajar jika partai Demokrat mengajukan nama AHY, sebagai ketua umum dan dianggap kader terbaik, maka AHY dinilai dapat menjadi simbol perubahan itu sendiri.

Lagi pula ini adalah pertarungan politik, maka setiap keputusan harus disertai pertanyaan,"Kalau partai kami dukung si A atau si B apa timbal baliknya untuk kami?" Ini adalah pertanyaan yang sangat wajar.Koalisi harus melahirkan keuntungan bersama, simbiosis mutualisme.Sebab tidak sedikit tenaga, materi hingga biaya saat sebuah partai medukung seorang kandidat dalam pemilihan presiden.

Maka pertanyaan selanjutnya muncul,"Memang siapa anda sehingga kami harus dukung?" Itulah kenapa koalisi perubahan sulit terbentuk.Sebab Anies Baswedan bukan kader partai Nasdem, Demokrat, atau PKS.Maka saat AHY secara lisan sudah menyatakan dukungan pada Anies dan mendorong agar Nasdem dan PKS segera membuat sekretariat perubahan, inisiatif AHY ditanggapi dingin oleh PKS dan Nasdem.

PKS memaknai ucapan AHY bukanlah pernyataan yang mendukung Anies sebagai capres, tapi lebih kepada segera dibentuknya sekretariat perubahan antara ketiga partai.Nasdem malah lebih parah, secara terang-terangan nasdem menolak gagasan AHY dengan mengatakan bahwa koalisi perubahan itu belum ada, belum terbentuk dan masih sebatas rencana.

Tampaknya Nasdem kesal karena Demokrat memaksakan AHY untuk jadi menjadi wakil Anies, dan juga menolak untuk deklarasi bersama untuk mendukung Anies.Bahkan di hari AHY menyatakan dukungan untuk Anies, elite partai nasdem malah sowan ke sekretariat bersama Gerindra-PKB.Secara bersamaan ketua umum Nasdem, Surya Paloh bertemu presiden Jokowi di istana.

Maka jika koalisi perubahan tidak terbentuk Nasdem bisa jadi merapat ke ke Gerindra-PKB atau mungkin kembali berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung capres pilihan Jokowi.Demikian juga dengan PKS Demokrat yang secara historis lebih punya kedekatan dengan Gerindra.Terutama PKS yang dalam dua kali pemilu selalu bersama-sama dengan Gerindra.Hanya saja hubungan PKS Gerindra harus berakhir saat Prabowo memilih bergabung dalam pemerintahan Jokowi.

Kembali pada kondisi koalisi perubahan, tampaknya Demokrat dan PKS masih mempertahankan egonya masing-masing.Demokrat ingin AHY yang maju mendampingi Anies, sementara PKS ingin mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang maju.Alasannya, Ahmad Heryawan dinilai memiliki pengalaman di pemerintahan, berbanding terbalik dengan AHY yang dinilai masih belum punya pengalaman sama sekali.

Nasdem yang sudah mengusung Anies juga dinilai terlalu cerewet.Demokrat beberapa kali mengeluhkan sikap Nasdem yang genit, dengan menyebut beberapa tokoh yang dinilai layak mendampingi Anies.Nasdem pernah menyebut mantan panglima TNI Andika Perkasa, gubernur jawa timur Khofifah Indar Parawansa, tokoh NU Yenny Wahid, bahkan Nasdem pernah menawarkan Prabowo untuk mendampingi Anies.

Nasdem dinilai banyak kalangan ingin mendominasi koalisi perubahan.Hal itulah yang membuat Demokrat gerah.Menurut Demokrat tidak seharusnya Nasdem mengeluarkan pernyataan tentang bacawapres Anies disaat tim kecil yang dibentuk oleh ketiga partai sedang bekerja.Ketidak harmonisan ini sebenarnya wajar, sebab Nasdem dinilai berupaya menaikkan elektabilitas partainya dengan memanfaatkan nama Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun