Mohon tunggu...
Ringga Arif Widi Harto
Ringga Arif Widi Harto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIPOL UGM. Biar orang laen yang menilai. Silakan mampir ke blog pribadi saya: http://kuasa-pena.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepemimpinan Baru Golkar: Rekonsiliasi Mewujudkan Eka Sapta dan Akselerasi Pembangunan Nasional

19 April 2016   00:13 Diperbarui: 19 April 2016   00:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: airlanggahartarto.com/galeri-2/ "][/caption]Konflik internal yang mendera Partai Golkar menjadi preseden buruk dalam perpolitikan nasional. Sebagai partai yang telah banyak makan garam, ternyata juga tidak mudah menghadapi dan menyelesaikan kisruh internal. Dua kubu yang berseberangan dalam kurun 1 tahun lebih, berpegang pada ego masing-masing. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan, baik melalui mahkamah partai, negosiasi maupun jalur pengadilan. Belakangan, kedua kubu sepakat untuk melaksanakan munaslub sebagai jalan mengakhiri konflik yang menguras banyak energi dan waktu. 

Agung Laksono dan Aburizal Bakrie juga berjanji tidak akan maju sebagai ketum Golkar. Banyak bakal calon ketua umum yang bermunculan, diantaranya Ade Komarudin, Setya Novanto, Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Syahrul Yasin Limpo, Mahyuddin, Aziz Syamsuddin, Priyo Budi Santoso. Golkar memang memiliki banyak kader yang sudah lama berkecimpung dan kawakan di dunia politik, bukan kader yang baru umur jagung, mereka tentu memiliki pengetahuan dan paham dalam membaca situasi dan kondisi. 

Partai Golkar membutuhkan kepemimpinan baru yang mampu membawa percepatan bagi partai untuk lebih berkontribusi dalam pembangunan nasional dan membangun Indonesia dari pinggiran. Di tengah harapan tersebut, sosok Airlangga Hartarto tampil dengan gagasan mengembalikan kejayaan Golkar dan menciptakan partai yang akomodatif dan perluasan desentralisasi kewenangan tingkat daerah. Dalam artikel ini, penulis hendak mengupas visi Airlangga Hartarto sebagai bakal calon ketum Partai Golkar yang tertuang dalam “Eka Sapta”.

Kaderisasi Kepartaian

Kaderisasi tidak dibentuk melalui cara yang instan, melainkan membutuhkan proses yang matang. Hal ini sangat berpengaruh dalam pembentukan mental dan kepekaan seorang kader yang diharapkan mampu mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat dan kemudian dituangkan dalam kebijakan partai. 

Kader bukan hanya orang yang patuh terhadap komando partai, tetapi dia sepatutnya juga mempunyai basis pengetahuan yang memadai dalam mengelola arahan dan kebijakan partai tersebut. Diharapkan, bukan bentuk loyalitas yang semu dibungkus pragmatisme, namun bentuk loyalitas yang berkesadaran diri tinggi memihak pada kebenaran dan nilai-nilai perjuangan kebangsaan. 

Banyak parpol yang memang tengah mendapat sorotan publik terkait mekanisme pengkaderan yang dinilai kurang berjalan, mengingat setiap gelaran pemilu maupun pilkada, parpol banyak yang mencomot sosok di luar kader untuk berkontestasi dalam gelaran demokrasi tersebut.

Airlangga Hartarto ingin memberikan porsi lebih besar pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Partai Golkar yang menyangkut perencanaan kaderisasi secara integral dan terarah. Sejatinya dengan kaderisasi yang berkualitas, akan menciptakan partai yang kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk menyangkut konflik internal. 

Tentu badan ini harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas dan integritas, sehingga bisa menjalankan penelitian dan memberikan masukan yang konstruktif bagi jalannya roda kepartaian. Bukan hanya terkait dengan kaderisasi, badan ini juga patut kiranya untuk diposisikan sebagai “pengumpul” seluruh ide dari pengurus maupun kader.

Regenerasi Kepemimpinan dan Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan suatu parpol yang modern membutuhkan adanya regenerasi yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Artinya generasi tua sudah harus mempersiapkan para pengganti kepemimpinan partai, melatih mereka sejak dini dengan penguasaan terhadap ilmu dan ketrampilan manajerial. Jangan sampai tidak terjadi regenerasi kepemimpinan, yang akan mengakibatkan penguasaan kemudi partai hanya pada segelintir orang/oknum tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun