Mohon tunggu...
Sayyidatul huraa
Sayyidatul huraa Mohon Tunggu... Lainnya - ummu Ahmad

kesuksesan 99% diraih dari kerja keras,,, dan 1 % diperoleh dari kejeniusan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Dia

1 Desember 2020   22:22 Diperbarui: 1 Desember 2020   22:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hingga pada suatu ketika, pada saat moment yang tepat aku memberanikan diri untuk menyampaikan niatku untuk melamar Hamidah menjadi istriku. Aku sendiri tidak tau bagaimana reaksi Hamidah bila tau akan hal ini, karena meski aku sering ke rumahnya tapi aku tak pernah lagi berbincang dengannya, entah kemana dia, setiap aku ke rumahnya aku tidak pernah melihatnya bahkan melintas di depanku pun tidak pernah. 

Saat mendengar lamaranku kala itu pak Hamid begiru terkejut tidak menyangka kalua aku akan seberani itu, tetapi sebagai ayah yang menyanyai putrinya, beliau memintaku untuk sabar menunggu jawaban dari putrinya, katanya jika Hamidah menerima maka beliau akan merestuinya, artinya segalanya ia serahkan pada putrinya.  

Hatiku tidak menentu menunggu awaban dari Hamidah, hingga akhirnya suatu sore ayah Hamidah datang ke rumah, kalau aku dan keluargaku diundang ke rumahnya. 

Deg-degan rasanya, ayah dan juga ibuku sudah mengetahui hal ini dan mereka hanya menyerahkan segalanya padaku, Alhamdulillah dengan izin Allah semua dipermudah oleh  Hamidah dan keluarganya. Aku diminta pak Hamid untuk melihat putrinya sebelum menikahinya, nadzor istilahnya. Rasa syukur ku haturkan tak terhingga kepeda-Mu karena Engkau memberiku anugrah yang begitu besar terhadapku, alhamdulillah. 

Setelah melihat Hamidah hatiku semakin mantap ingin menikahinya karena wajah di balik cadarnya itu begitu menawan, aku begitu beruntungnya karena tidak ada laki-laki laim yang dapt menatapnya selain ayahnya dan aku saar itu, kegiranganku juga dirasakan oleh ibuku beliau begitu menyukai Hamidah, bahkan sejak pertama kali bertemu dengannya dan semua berjalan sesuai rencana sampai har H pernikahan kami. 

Ya rabbi, sungguh indah rencana-Mu aku yang dulu begitu membenci cadar  kini malah menikahi wanita bercadar dan Yng tidak kuduga sama sekali bahwa wanita yang kunikahi adalah gadis yang pernah aku celakai.

Karena kami menikah tanpa pacaran, sama halnya dengan Hamidah baru terungkap setelah menikah, ternyata Hamidah dulu mondok selama 6 tahun disebuah pesantren di bogor, Hamidah mulai mondok sejak lulus SD hingga tamat SMA, selama di pondok Hamidah dididik dengan banyak hal, mulai menghafal Al-Qur'an , pelajaran Aqidah, Fiqh, dan pendidikan ektrakulikuler lainnya seperti; bela diri, berkuda, memanah dan berenang, Ya Robbi, pantas saja aku babak belur di buatnya, menurut Hamidah dia tidak pernah bercerita tentang  perilaku burukku terhadapnya kepada ayahnya serta ibunya, katanya khawatir menjadi bumerang antara 2 keluarga dan akan memutuskan tali silaturrahmi kami. 

Masya Allah, di samping itu juga dia tidak mau mempermalukan aku dan tak disangka wanita manis bercadar itu menjadi istriku. Kini , entah aku yang akan menjadi pelindungnya atau malah sebaliknya . haha.  Itulan candaan kami kalau lagi berdua.

Beberapa pesan dari istri saya Hamidah untuk pribadi-pribadi di luar sana yang membenci hijab syar'i  terutama cadar, " jangan pernah menghina syariat Allah" katanya wanita bercadar itu memang berbeda dengan wanita lainnya, tetepi ingat mereka ingin hidup untuk menjadi lebih baik, mereka sedang berjuang untuk istiqomah dan taat  pada Rabbnya,  jadi jika kalian melihat wanita bercadar belum mampu mengontrol dirinya, jangan membuli cadarnya karena hijab dan perilaku dua hal yang berbeda, beri mereka kesempatan untuk berubah secara sempurna. 

Dan wanita-wanita diluar sana yang belum sanggup untuk berhijab , jangan berlama-lama mengulur waktunya, sebab  kesempatan itu tidak pernah kita tau , bukankah hidup dan mati manusia adalah rahasia Allah? . ya Allah ,,,kalian pasti  akan jatuh cinta pada hijab syar'i, mana kala kalian mencobanya dan berusaha untuk memakainya, cobalah , karena tak kenak maka tak sayang.

Hidayah itu bisa datang pada siapa saja bahkan pada orang yang nampak tidak ada lagi kebaikan pada dirinya, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, maka jangan pernah berhenti mengejar hidayah-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun