Menulis kisah di medsosÂ
Kartini menulis surat kepada teman-teman terutama Nyonya Abendanon yang dipercaya olehnya.
Buku pemberian kekasih hatinya dibolak balinya belum sempat membaca baru ringkasan di halaman akhir buku tebal semi autobiografi yang agak tebal menurutnya bila dibaca.
"Sudahlah kita tidak usah menulis surat seperti Raden Ajeng Kartini ke Nyonya Abendanon di Nederland cukuplah medsos jadi saksi " pesan Kustini dengan teman-temanya.
"bolehkah tulislah sebanyak mungkin kisahmu di medsos mungkin orang hanya akan bilang baru curhat kehilangan cowok" balas Tya.
"bisa jadi renungan untuk dapat jodoh atau malah dikumpulkan untuk buku kekinian " sahut Karniyati.
Diam dengan persoalan pribadi atau mengeluh dengan kegiatan yang tidak pernah kelar itulah hak Kartini-kartini kekinian yang merasuk dalam bingkai emansipasi.
Tya yang cantik dan kekinian mudahlah umbar foto keseharian dengan cowoknya yang kebetulan dulu kakak kelas kami.
Beda dengan Karmiyati yang selalu tidak membuka kehidupan pribadinya sebab ikut  Budenya di Jogja juga kebetulan Pak denya itu seorang tentara.Â
Bude sangat sayang sebab kedua anaknya cowok semua maka dianggap anak perempuan sejak SMP dititipkan oleh kedua orang tuanya.Â