Pusing kepala Kodri lebaran kurang dua minggu pagi namun harapan dompet penuh dengan uang seakan menipis.
Sudah sepuluh hari pertama dibulan ramadhan ini nasibnya masih belum beruntung juga sebab hanya tenaga yang bisa dilakukan untuk bisa memenuhi kehidupan sehari-hari.
Apakah aku harus menyerah ?
Pertanyaan di dalam hatinya yang saling berseberangan dengan pikiran dan akal sehatnya.
"tidak usah ngoyo mas aku masih punya tabungan di PKK desa dan juga sedikit bingkisan di Dasawisma" kata istrinya.
Inilah sebenarnya yang membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi sebab hutang yang di pertemuan bapak-bapak setiap bulan di tanggal sepuluh  belum juga bisa di lunasinya.
Ada beberapa alasan salah satunya untuk membayar hutang istrinya di arisan PKK tersebut.
Sebenarnya hutang adalah hal yang halal namun membuat kita resah di malam hari dan gelisah di siang hari juga bisa membuat kita berbuat tidak terpuji.
"bila ada yang masih belum bayar hutang sampai menjelang lebaran besok maks tabungan tidak bisa di bagi" kata Bang Edi pemegang uang di pertemuan bapak-bapak.
Sebenarnya sudah optimis mburuh tempat mas Paimo kemarin mengecat rumah dan kantor namun gajinya belum juga di berikan hingga kini sebab mas Paimo di panggil bossnya untuk jadi mandor di jalan Solo, inilah nasib.