Mama mendengar seruling yang ditiup bergegas menarik tangan Ririn kebelakang setengah berbisik.
"Nduk biarkan saja lelaki peniup seruling itu"Â
"Biarkan tidak kita beri uang receh mama?'
"Jangan biarkan saja.."
Aku takut sebenarnya dengan bapak peniup seruling ini badanya kumuh dengan tas cangklong yang sedikit robek sana-sini dan lusuh adanya namun tiupan suara  serulingnya nampak merdu sepertinya  seorang pemusik di televisi.
"Jangan takut ini makanan dan minuman untuk bapak tadi"
"Mama aku takut.." jawabku
"Tidak usah takut bilang saja saya  kamu anak mama"
"Nggih" aku beringsut membawa piring penuh nasi dan juga satu gelas minuman teh panas kepada bapak tersebut.
"Maaf mama sedang sibuk di belakang pak"
"Ya, kamu siapa?' tanya pria tersebut