"Yah sudah kamu kehilangan keseruan bersama teman-teman pink kita"jawab Retno setengah membujuknya.
"Aku ingin bermanfaat di bulan ramadan ini" jawab balasan Rin kepada Retno
"Terserah" jawab Retno lagi
Susah memang anak seusia Ririn yang masih kelas satu sekolah menengah pertama belum bisa membantu orang tuanya untuk kehidupan sehari-hari apalagi  mencari uang bersama ibunya rasa hatinya masih gelo namun semua ini harus dilakukannya.
Kedua kakaknya sudah merantau satu di kalimantan dan satu di Sulawesi setelah lulus STM bagian mesin dan teknik bangunan, inilah yang sebenarnya mensubsidi kuota Hp Ririn dan juga membelikan baju kekinian yang Rin minta dari kakak.
Namun Rin tahu jauh dirantau sana kakaknya juga berjuang untuk hidup dan mereka berdua mengirim uang kepada orang tuanya untuk bisa berjualan memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Ini sebab pekerjaan bapak Ririn tidak tentu menjadi buruh gilingan padi kepunyaan pak Lurah di desanya sehingga kadang dapat uang banyak juga kadang tidak dapat apa-apa sebab gilingan sepi. Apalagi  bulan Maret ini adalah bulan tanam sehingga menunggu panen gilingan padi sepi bapak ikut buruh tani mencangkul dan menanam padi sebagai pekerjaan sampingannya selama ini.
PAgi  itu ada kehebohan di warung tempat mama Riri berjualan sebab dia baru tahu ada seorang pengamen aneh yang tentu membuatnya bertanya-tanya kepada mamanya walau suara sulingnya merdu namun penampilan itu yang membuatnya takut.
'Mama ada pengamen" teriak ku kepada mama di dapur warung kami
"Bilang belum buka" jawab mama setengah berteriak
"Dia tidak mau pergi" jawabku