"Kalau saat ini aku datang dengan menyuguhkanmu kenangan, tolong jangan marah ya. Karena inilah satu-satunya titik temu kita, adakah hal lain yang bisa menggantikan?!"
***
Dasar! Kenapa sih kata-katamu selalu ruwet. "You are still sophisticated, kata-katamu selalu sukses mengaduk-aduk perasaanku. Bagaimana mungkin marah, tangis dan tawa bahagia bisa so blended begini".
"Loh, kok bisa ketawa? Bagian mana dari kata-kataku yang bikin kamu tertawa?," katamu seolah tak percaya.
"Huh, ingat aja sendiri! Emang ada ya, request mimpi? Ngaco kamu, ngarep banget"
Kamu tak merespon. Lama. Satu jam lebih bolak balik aku membuka aplikasi chat, tetap saja tak ada pesan baru darimu. Sampai mataku mulai sutur,  mulut sesekali menguap. Kutarik guling, kupeluk erat, sambal reflek melantunkan doa. "Ya Tuhan, cukuplah dengan Engkau hadirkan ia dalam mimpiku". []
Â
Â