Mohon tunggu...
Gin
Gin Mohon Tunggu... Tutor - Pembaca paper akhir pekan

Menulis tentang apa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

World Cup 2018, Dari Mogoknya Jerman ke Berkokoknya Prancis

16 Juli 2018   07:16 Diperbarui: 16 Juli 2018   07:22 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua nama yang menghiasi daftar pemain terbaik dunia dalam satu dekade terakhir, Ronaldo dan Messi juga tak mampu membawa tim masing-masing berbicara banyak, bahkan kompak pulang di hari yang sama di 16 besar. Walau begitu, secara individu keduanya menampilkan dua penampilan yang berbeda dimana Ronaldo mampu mencetak 4 gol dalam 4 laga (1 hattrick) dengan berhasil mencetak gol dalam segala situasi: pinalti, tendangan bebas, open play (heading) dan shooting (luar kotak pinalti), sementara Messi hanya berhasil mencetak sebiji gol. 

Nama tenar lain yang memperkuat favorit juara Brazil, Neymar Junior juga terbilang mengecewakan. Neymar bahkan lebih banyak menghabiskan waktu untuk akting terjatuh dan mengganti gaya rambut. Sampai babak perempat final, Neymar hanya mencetak 2 gol. Bintang Bayern Munchen, Robert Lewandowski yang menjadi top skor kualifikasi seluruh dunia juga tak bisa mencetak sebiji gol pun. 

Polandia pun terhenti di fase grup sebagai juru kunci. Adapun nama lain seperti duo Uruguay Cavani-Suarez yang tampil lumayan 'menggigit' dengan masing-masing mencetak tiga dan dua gol hanya mampu membawa timnya sampai perempat final, sementara top skorer edisi sebelumnya James Rodriguez juga gagal mencetak sebiji gol pun dan Kolombia harus terhenti di 16 besar. 

Banjir Pinalti dan Gol Bunuh Diri 

Satu hal baru yang diterapkan pada Piala Dunia edisi kali ini adalah penggunaan VAR (Video Assistance Refferee), yang berarti bahwa keputusan wasit di lapangan dapat diambil berdasarkan rekaman video pertandingan di ruang asisten wasit. 

Keputusan wasit tentu sangat berpengaruh dengan jalannya pertandingan, dengan VAR atau tidak. Bedanya, satu sisi lebih memberi ruang untuk human error tapi walau bagaimanapun sepak bola adalah permainan manusia, bukan? Human error mungkin dapat dilihat sebagai bumbu yang menambah atau mengurangi kenikmatan. 

Disisi lain, meski dengan konsekuensi laga harus dihentikan beberapa saat (untuk berkomunikasi) yang terkadang memutus ritme, keputusan penggunaan VAR dianggap menjanjikan sebuah pertandingan yang lebih fair. Hasilnya? dikit-dikit pinalti berujung rekor yang terbanyak sepanjang perhelatan Piala Dunia. Uniknya, meningkatnya jumlah pinalti justru berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah gol bunuh diri, juga yang terbanyak sepanjang perhelatan piala dunia. Keduanya bahkan terjadi di partai final (pertama kalinya gol bunuh diri terjadi di partai final). Adakah berhubungan? Silakan lakukan riset untuk membuktikannya. 

Pot Yang Tidak Seimbang

Tanpa bermaksud menyangsikan kemampuan, banyak yang menganggap bahwa berhasil melajunya Timnas Kroasia hingga partai final adalah buah keberuntungan dari konfigurasi bagan yang tidak seimbang. 

Ketika bagan pertama dihiasi nama-nama seperti Portugal, Argentina, Perancis, Brazil, Uruguay, dan Belgia yang sudah harus saling menyingkirkan sejak awal, bagan kedua justru memuat nama-nama yang lebih santai (kecuali Spanyol dan Inggris yang sepertinya memang memilih masuk bagan kedua dengan memainkan tim lapis kedua kala menghadapi Belgia di laga terakhir fase grup). Alhasil, tidak ada Jerman (sudah gugur sejak fase grup), Brazil, dan Argentina di semifinal, pertama kali terjadi sepanjang sejarah Piala Dunia. 

Tetapi tak dapat dipungkiri, itulah buah dari naturalitas pengaturan grup. Konsekuensinya, tentu kelahiran calon juara baru menjadi lebih terbuka walau pada akhirnya ternyata Perancis yang berhasil menambah koleksi gelar, alih-alih Belgia yang tersingkir di Semifinal dan Kroasia yang tumbang di babak final. Keduanya dikalahkan oleh sang juara, Perancis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun