Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Diary

Euphorbia Tirucallii dan Minggu Kerahiman

11 April 2021   10:15 Diperbarui: 11 April 2021   13:28 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Patah Tulang - Dok.Pri


Pernah dengarkan nama pohon Patah Tulang yang mempunyai nama ilmiah Euphorbia Tirucallii (E. tirucallii).
Pohon tanpa daun yang hanya batang seperti tulang, bergetah dan sangat cepat beradaptasi tumbuh dimana saja dan dengan perawatan seadanya bisa tumbuh subur.  Menurut artikel yang kubaca tanaman ini terkenal kegunaannya untuk mengobati tulang patah.  Walaupun belum ada penelitian ilmiah namun cerita kesaktian pohon ini sudah beredar dimana-mana. Mungkin suatu hari nanti, aku akan mencoba memakainya untuk jariku yang patah.

Ada sebuah cerita berkesan setiap kali aku melihat pohon patah tulang ini.
Di awal tahun 2011, aku di diagnosa oleh seorang Profesor di Singapura bahwa aku terkena Hiperplasia Endometrium (penebalan dinding rahim) dan dalam waktu tidak lama lagi akan mengalami pendarahan hebat.
Sedikit penjelasan tentang penyakit Penebalan Dinding Rahim ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hormon estrogen yang terlalu tinggi dan hormon progesteron yang terlalu rendah.  Kondisi seperti ini bila berlangsung lama dan terus menerus bisa mengakibatkan penebalan dinding rahim.


Di saat awal gejala yang kurasakan adalah
1. menstruasi tidak teratur.
Siklus haidnya mulai berantakan karena dalam sebulan bisa 2 sampai 3 kali.
2. Rasa sakit atau kram yang melilit pada perut bawah saat menstruasi
3. Hasil USG menenjukkan pembesaran rahim.
4. Moody banget (ini mungkin disebabkan oleh PMS dan diperburuk dgn siklus haid yang semakin pendek).

Pada mulanya aku gak percaya dan tetap santhuy.. Namun dengan berjalannya waktu ternyata apa yang dikatakan oleh Profesor tersebut terjadi pada diriku.
Luar biasa sakit yang mendera dan pendarahan berbulan-bulan tidak berhenti sama sekali. Berbagai obat dan suntikan sudah diberikan bahkan dilakukan tindakan pengkuretan rahim namun tidak menunjukkan perbaikan seperti yang diharapkan. Malah semakin memburuk.


Setelah bolak balik ke beberapa dokter dan rumah sakit di Jakarta dan Singapura selama 2 tahun, solusinya jelas, rahim harus diangkat..
Batinku menentangnya tapi tubuhku melemah.
Sebagai perempuan, rahim adalah sesuatu yang sangat penting dan utama.  Rahim adalah keberadaan atau eksistensi dari seorang perempuan dan di rahimku ini juga tempat anakku tumbuh dan berkembang selama 9 bulan.
Perang antara logika dan dan rasa sentimentalku dari hari ke hari makin menguat.
Rasanya tidak rela melepaskan hal yang berharga dari tubuhku.

Namun makin lama aku makin sering transfusi.
Kadang transfusi zat besi, kadang transfusi darah. Dan perutku makin membengkak setiap harinya dan membuatku sesak nafas.. jalan lebih dari 20 langkah sudah megap-megap.

Setelah melalui banyak peristiwa (bolak balik ke UGD hampir 3 hari sekali) dan pergumulan batin, akhirnya aku menyerah setelah dokterku di Singapura memberikan penjelasan detail tentang kondisiku yang mengancam nyawa.
Aku memutuskan operasi di Jakarta saja dengan dokter yang sudah terbiasa kudatangi.
Persoalannya adalah Hemoglobin (HB)ku yang rendah menjadi kendala untuk melakukan pembedahan. Aku hanya punya waktu kurang dari 2 minggu. Bingung juga sebenarnya.

Tak dinyana tiba-tiba aku menerima sebuah sms dari seorang biarawati yang tinggal di Atambua, beliau menanyakan pin bbku (saat itu masih menggunakan BBM) karena seorang Imam Praja yang melayani di sebuah kampung nan jauh meminta Suster tersebut untuk menghubungi aku.
Begitu kami sudah terhubung melalui bbm dan bercakap-cakap. Sang Imam langsung menanyakan kondisi kesehatanku, anehnya dia tahu tentang kondisiku yang parah ini.
Kemudian, ia memintaku untuk meminum air mineral yang ditetesi getah pohon patah tulang. Dan sambil wanti-wanti supaya aku minum sesuai aturan yang beliau berikan dan dalam pengawasannya.  Entah bagaimana, aku percaya dengan yang dianjurkan olehnya karena kalau tidak aku mesti transfusi darah dan zat besi lagi.
Selama seminggu aku meminum air getah itu, kemudian Sang Imam menyuruhku untuk mengecek HB lagi di laboratorium.
Waktu melihat hasilnya, aku melongo hampir tidak percaya HBku bisa di angka 12! Padahal di saat yang sama pendarahanku semakin tidak terkontrol.
Sungguh sebuah mujizat dan anugerah besar yang kuterima.
Karena HBku sudah normal, aku diizinkan untuk melakukan pembedahan.
Puji Tuhan, operasi berjalan lancar dan baik. Setelah aku sadar dari bius dan kembali ke ruang rawat, Dokter kandungan yang melakukan pembedahan memperlihatkan rahimku yang membesar menjadi berbobot 2 kg, dimana rahim sehat seharusnya hanya kecil saja.

Setelah aku semakin sehat dan semua berjalan baik, kami masih sesekali bertukar sapa.  Suatu hari, aku di sms oleh Suster yang di Atambua mengabarkan kalau hp Romo hilang.

Sejak saat itu, hubungan kami terputus total.
Namun pertolongan darinya akan selalu kuingat selamanya.

Sesungguhnya aku masih penasaran, bagaimana mungkin seorang Imam yang berada sangat amat jauh tempat tinggalnya dan tidak mengenal aku, bisa mencari aku dan memberikan pengobatan yang manjur? Siapakah yang menyuruhnya mencariku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun