Mohon tunggu...
Saverbhula
Saverbhula Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan media online

Saverbhula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Waktulah yang Tahu Semuanya

9 Januari 2021   21:03 Diperbarui: 9 Januari 2021   21:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah Desa Kecil Sebut saja Desa Mata Air. Hiduplah seorang cinta, kecantikan, Kesedihan, Dan Waktu.

Suatu hari masalah menimpah mereka. Hujan dan Banjir yang deras merobohkan semua rumah dan seakan tenggelamkan desa tersebut.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai Ke pinggang dan Cinta semakin panik.

Tak lama lewatlah Kecantikan.

"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan Kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahul Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengar itu. Ia mulai menangis tensak-isak.

Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan. bawalah aku bersamamu." kata Cinta. 'Maaf. Cinta. AKu sedang sedih dan aku ingin ' sendirian saja..."

kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. la merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba - tiba terdengar suara "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh Ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik Ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat. orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun