And, you know, barangkali pun kita masih takjub melihat bagaimana karya-karya semacam itu dibuat. Begitu pun Saprol yang masih tak habis pikir.
"Sungguh hebat kita ini," kata Saprol.
Ya, kali ini Saprol benar-benar bangga dengan orang-orang di negeri tempat dia beribadah, bernafas, mendengarkan lagu-lagu BlackPink, menghayal, kesurupan, makan, minum, --maaf-- e'ek, dan segalanya.
"Suatu pencapaian yang luar biasa dari seorang manusia biasa," katanya kemudian termenung sambil menatap langit selama satu hari tiga malam 24 jam non-stop.
Yaaah... semoga saja penghuni langit tak grogi ditatapi selama itu oleh seorang bajingan yang tak tahu diri.
Apa dia tak tahu bagaimana sucinya penghuni langit itu? Apa dia tak tahu kalau pada tingkatan-tingkatan langit itu terdapat para nabi? Apakah dia sudah sedemikian suci sehingga berani menatap langit? Cobalah pikir. Kan, nggak tahu diri kan?