Mohon tunggu...
Satrya karunia TH.
Satrya karunia TH. Mohon Tunggu... Guru - Kita dulu tiada dan akan kembali tiada

Sedang menjalakan Studi S1 Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Organisasi IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Tauhid sebagai Pondasi Umat Islam

12 Juli 2019   17:45 Diperbarui: 12 Juli 2019   17:46 3998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kita kenikmatan serta hidayahnya sehingga kita dapat menjalani kehidupan kita dengan penuh semangat. Pada kesempatan kali ini saya akan membuat suatu tulisan mengenai Tauhid yang mana ini merupakan landasan dan solusi bagi umat manusia untuk menggapai suatu kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat sebagaimana doa yang senantiasa kita panjatkan yaitu Robbana aatinaa fiddunya hasanah wafil aakhiroti hasanah waqina adzaa bannaar.

Dan tentunya juga kenapa saya menulis ini, karena ini semua merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti LID (Latihan Instruktur Dasar) yang Insya Allah akan dimulaui pada Hari Selasa, 12 Maret 2019 dengan Tema : Sentralisasi Peran Instruktur Sebagai Basis Pengkaderan.

Saya selalu memulai sesuatu dengan apa itu, kenapa dengan apa itu ? Supaya orang pada tahu...Baik, A'ala Kulli Haal, langsung saja kepada Temanteman semuanya, selamat membaca.

APA ITU TAUHID

Ruang lingkup ajaran Islam mempunyai 3 Aspek penting yakni meliputi Aqidah,Ibadah dan Akhlaq. Dalam 3 Aspek penting ajaran Islam ini haruslah berlandaskan Tauhid yang murni, karena tauhid merupakan syarat diterimanya suatu pemikiran serta amal perbuatan. Hanya pemikiran dan amal perbuatan yang dilandasi Tauhid sajalah yang dapat diterima oleh Allah Swt.

Tauhid merupakan Konsep dalam "Diinul Islam" yang mana ini menyatakan tentang Ke-Esaan Allah swt dalam setiap perkara apapun. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar dalam Islam yang paling agung dan hakikat islam yang paling besar, dan merupakan suatu syarat diterimanya suatu amal. Dan tidaklah Allah mengutus para Utusan-Utusan-Nya (Para Nabi dan Rasul) kecuali untuk menyeru kepada Tauhid. Sebagaimana Firman-Nya :

"Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan). 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah berbagai macam Thagut."

(QS.An-Nahl:36)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwasannya Allah tidak mengutus para UtusanNya pada tiap-tiap umat, melainkan untuk menyerukan agar menyembah Allah semata tanpa men-Syirikan Dia dalam bentuk apapun baik berupa Washilah (Perantara) maupun hal yang berkaitan dengan ke-Syirikan lainnya. Karena itu semua adalah Thagut. Diantara jenis dari Thagut adalah setiap apa saja yang diagungi, dijadikan sesembahan, dijadikan tempat perlindungan, ampunan serta memiliki kekuasaan atas kita melebihi Allah swt baik secara sadar. maupun tanpa sadar kita kerjakan. Lalu, bagaimana cara kita agar menghindari Thagut ini ? Tentu saja dengan mengingkarinya segala bentuk KeSyirikan yang ada dalam Thagut itu dan kembali beriman kepada Allah dengan Tauhid yang murni sesuai dengan AlQuran dan As-Sunnah.
Allah swt berfirman :

"...Barang siapa Ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat dan tidak akan pernah putus
...
(Al-Baqarah:2:256)

Jadi barangsiapa yang mengingkari Thagut maka ia telah berpegang kepada
Tali yang sangat kuat yakni Tauhid. dan tidak akan putus selamanya ini semua selama ia beriman kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya iman yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

PEMBAGIAN TAUHID

Para Ulama membagi Tauhid ini menjadi 3 Macam berdasarkan Sifatnya.

1. Rububiyah (Segala Penciptaan-Nya)
Dalam Tauhid Rububiyah ini adalah meyakini bahwasannya Allah pencipta Alam Semesta ini. Seorang muslim beriman kepada Rububiyah Allah terhadap segala sesuatu. Sesungguhnya tiada sekutu baginya dalam penciptaan dan pengaturan atas seluruh alam semesta ini.

Tauhid Rububiyah ini sendiri merupakan Fitrah Manusia bahwasannya segala sesuatu adalah Allah swt. lah yang menciptakan semua ini. Fitrah bertuhan ini tidak bisa dibantah karena karena sejatinya seluruh manusia itu dalam nalurinya terdapat pengetahuan bahwa Allah swt, lah yang menciptakan segala sesuatu dalam Alam semesta ini. Bahkan Allah mengangkat jiwa-jiwa kita pada Tulang Sulbi Nabi Adam As. untuk diambil  persaksian atas jiwa-jiwa kita bahwasannya Allah tuhan semesta Alam. Sebagaimana Firman-Nya.

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang
belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), " bukankah Aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab (keturunan adam), "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi (atas itu). (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamar nanti kamu tidak mengatakan
" Sesungguhnya kami lengah terhadap ini"

(QS. Al-Araf 7:172)

Jadi sejatinya kita telah bersaksi atas ketuhanan Allah swt, Bahkan penyembah berhala (kaum Musrikin) sendirpun sejatinya mempunyai naluri bahwa Allah swt. adalah pencipta alam semesta ini. Sebagaimana Firma Allah :

"Katakanlah : "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penghilangan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dan yang mati dan mengelurkan yang mati ari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan ?' Maka mereka (para kaum Musyirikin)akan menjawab : "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya)?"

(QS. Yunus:10:31)

Mereka meyakini Allah pencipta Alam semesta, akan tetapi mereka melalukan ibadah kepada Allah dengan Washilah (perantara yang batil) denga dalih untuk mendekatkan hati kepada Allah. . Padahal Allah perintahkan kita untuk meminta langsung kepada-Nya.

Dan Tuhanmu berfirman :"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dini"

(QS. Al-Ghafir:60)

dalam Firman Allah lain

"Dan hanya kepada Allah sajalah engkau berharap"

(Al-Insyirah:8)

dan juga dalam Hadits
Dari Abdullah bin Abbas
"Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta Pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah."

(HR. Tirmizi)

Dalam beberapa dalil di atas menunjukan bahwa segala keinginan yang ingin kita mintai, hendaknya langsung kepada Allah semata, tanpa melakukan perantara batil yang menyebabkan kita termasuk orang yang melakukan perbuatan Syirik.

Kita telah bersaksi kepada Allah sebelum jiwa kita berada di dunia dan kita telah menyetujuinya,akan tetapi  Mengapa diantara kita masih ada yang melakukan kesyirikan serta kekafiran kepada Allah swt. bukankah kita semua sudah dimintai persaksian kepada Allah swt. ?

Dalam sebuah hadits dijelaskan
"Tidaklah setiap anak (dikandungan) kecuali dia dilahirkan di atas Fitrah, maka
bapak ibunyalah yang menjadikan dia yahudi, nashrani atau majusi.

(HR. Bukhri & Muslim)

Al- Fitrah disini bermakna Islam, jadi kita ini diciptakan dalam keadaan Fitrah (Islam), akan tetapi setelah dilahirkan kita akan diberikan cobaan. Apakah kita akan tetap berada dalam keimanan kepada Allah swt. atau mensyirikannya.

Dalam Hadits lain disebutkan,sebuah Hadits Qudsi berbunyi bahwa Allah swt berfiman :

"Sesunggunya aku telah menciptakan hamba-hamba Ku dalam keadaan hunafa (Islam) semuanya. Kemudian syetanlah memalingkan mereka dari agama meraka, dan mengaharamkan atas apa yang Aku halalkan, dan memerintakan mereka untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak aku turunkan keterangannya."
Mengapa ada beberapa orang yang melakukan kesyirikan dan kekafiran kepada Allah swt ? Tentu saja semua tidak lepas dari kerjaan Syetan (baik dari golongan jin dan manusia). mereka akan terus menggoda manusia dan takkan berhenti sampai manusia tersebut benar-benar menjadi pengikutnya. Karena ia (setan) telah bersumpah bahwa akan menyesatkan Adam dan keturunannya disetiap langkahnya, baik di depan maupun belakang serta atas maupun bawah. Tidak akan berhenti sampai hari kiamat kelak. 

Semoga kita diberikan perlindungan dari Allah swt. terhadap kejahatan Syetan-syetan.

2. Tauhid Uluhiyyah (Beribadah hanya kepada Allah semata)

Dalam Tauhid uluhiyyah adalah dijelaskan bahwa beribadah adalah hanya kepada Allah semata, tanpa adanya washilah/perantara yang dapat menyebabkan kita jatuh kedalam kesyirikan hingga kekafiran kepada Allah swt. Dan dalam Ibadah ini adalah hakikat dari agama islam itu sendiri karena merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah swt.
Ibadah merupakan penghambaan diri kepada Allah swt, dengan menjalankan apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segenap apa yang Allah larang kepada kita semua. Dan Ibadah hanya akan diterima dengan 2 Syarat yakni
:

1.Ikhlas semata karena Allah saja, tanpa ada harapan/ maksud tujuan dari makhluk lainnya.

2.Ittiba Rasul, yakni sesuai dengan tuntunan Rasul kita (Muhammad saw)
Dalam Tauhid Uluhiyyah ini, menekankan aspek bahwa Ibadah sematamata hanya kepada Allah swt. saja.Baik dari perkara Sholat kita, Ibadah-ibadah kita Ruku' maupun sujud serta hidup dan mati kita. Sebagaimana Firman Allah swt :

"Katakanlah,"Sesungguhnya sholatku,ibadahku,hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh Alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang Muslim.

(QS.Al-An'am:6:162-163)

Dalam ayat ini terdapat kata Muslim. Muslim berarti orang yang tunduk dan patuh kepada Allah swt, menjalakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala apa yang Allah larang. Dan menggantungkan Harapan kepada Allah swt. tanpa melakukan kesyirikan kepadanya dalam menjalani kehidupan.

Jadi Tauhid uluhiyyah menekankan agar kita menjadi Muslim sejati baik dalam bentuk penyembahan sepenuhnya kepada Allah swt. dalam berbagai aspek ibadah yang kita kerjakan. Karena sebuah Penghambaan hanya berlaku kepada Allah swt saja, tidak boleh kita melakukannya terhadap lainnya. Karena itu adalah bentuk Penyekutuan kepada Allah swt dalam aspek Ibadah.

3. Tauhid Asma wa Sifat ( Meyakini tentang Sifat-Sifat --Nya)

Seorang muslim menyakini tentang sifat-sifat Allah yang baik dan terpuji. Allah maha segalanya atas segala sesuatu. Diantaranya pemberitahuan tentang sifat Allah yaitu :

"Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapatkan balasan dari apa yang telah dikerjakan."

(QS. Al-Araf:7:180)

Allah dengan berbagai macam sifat-sifatnya yang agung ini, menunjukan bahwasannya kita tidak berdaya atas segala sesuatu dan kita tidak memiliki upaya terhadap segala sesuatu atas pertolongannya Allah swt yang Aliyyil Adziim.

Mungkin ada orang yang baik, akan tetapi ada yang Maha Baik. Mungkin ada yang berkuasa, akan tetapi ada yang Maha Berkuasa atas kita. Mungkin ada yang Indah, akan tetapi ada yang Maha Indah. Mungkin ada yang suka memberi, akan tetapi ada yang Maha Memberi. Yakni Allah swt.
Jadi kita harus senantiasa memujinya, berdzikir kepadanya karena Allah pemilik Asma yang Agung yang berkuasa atas kita, kita tiada daya dan upaya melainkan berkat pertolongannya.

APA ITU SYAHADAT

Syahadat adalah sebuah Ikrar yang kita Ucapkan dalam lisan kita. Karena keimanan tidak cukup hanya kita percayai dalam hati tapi juga kita harus ucapkan dalam lisan serta kita amalkan dalam perbuatan. Itu merupakan Makna iman yang benar, karena apabila kita hanya mengimani saja tanpa kita amalakan maka tidaklah kita dapat dikatakan beriman kepada Allah swt. Seorang muslim wajib hukumnya untuk Mengimani,Mengucapkan dan Mengamalkan karena itu bentuk kesetiaan kita kepada Sang Khaliq kita Allah swt.
Dalam Syahadat adalah kita mengakui bahwasannya Allah tuhan kita dan Muhammad adalah utusan Allah swt. sebagaimana Lafalnya :

"Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

MAKNA 2 KALIMAT SYAHADAT

Dalam kalimat syahadat ini memiliki 2 esensi pokok yakni :

1.Al Nafyu (Pengingkaran), bahwasannya tiada Tuhan yang berhak diibadahi, dijadikan tempat meminta pertolongan dan lainnya yang berhubungan dengan penghambaan. Syahadat ini menafikan bahwa Tuhan itu tidak ada, yang ada Hanya Allah swt.

2.Al- Itsbat (Penetapan), bahwasannya Muhammad adalah rasul Allah, pesuruh Allah yang Allah utuskan kepada Umat manusia sebagai suri Tauladan para manusia dan juga sebagai Rahmatan lil Alamiin.

Demikian terhadap apa yang saya tuliskan, semoga ini semua bermanfaat bagi orang kebanyakan dan semoga kita senantiasa berikan kekuatan untuk menemukan suatu kebenaran dalam menjalankan perintah Allah swt.

Penulis menyadari akan kekurangan tulisan, maka dimohon kritik dan sarannya untuk sebagai bahan evaluasi terhadap tulisan ini. Mudah-mudahan Allah senantiasa menyertai kita dalam setiap langkah kita, memudahkan urusan kita dalam ber Fastabiqul Khairaat. Sekian dan Demikian, kurang lebihnya mohon di maafkan.

Billahifisibilil haq Fastabiqul Khairat

Wassalamu'alaikum Wr.Wb,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun