Mohon tunggu...
Satrio YogaPratama
Satrio YogaPratama Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Mercubuana

42321010086 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Pencegahan Korupsi, dan Kejahatan Pendekatan Paideia

8 November 2022   12:55 Diperbarui: 8 November 2022   14:29 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di atas segalanya, wajib memperhitungkan latar balik sosial. Timbulnya filsafat terpaut dengan sela waktu serta pembaruan sosial yang besar, yang terdiri dari runtuhnya budaya bangsawan kuno serta lahirnya negara- kota konstitusional( polis). Kata sandi dari kekuatan yang timbul merupakan dike, keadilan. Tanggul paling utama berarti hak yang sama dari seluruh masyarakat negeri di depan hukum. Kemudian menjajaki dari parit seluruh masyarakat negeri mempunyai suara yang sama dalam hal- hal di mana" rakyat" didengar, serta akhirnya seluruh masyarakat negeri mempunyai hak yang sama atas jabatan. Dengan kata lain, tuntutan parit merupakan benih demokrasi Yunani.

Kata kosmos sesungguhnya berarti tatanan yang benar dalam sesuatu komunitas sosial. Kala kata kemudian tiba buat menampilkan tatanan dunia- makna yang hidup dalam bahasa modern- ini merupakan proyeksi watak ilham, lahir di dunia sosial Yunani kuno. Refleksi" meteorolog" ionik pada struktur serta tatanan hukum seluruh suatu tidak lain merupakan refleksi teoretis dari ide- ide konstitusi negara- kota serta keadilan dalam tatanan warga, yang oleh negarawan serta legislator tahun 600- an serta 500- an diterjemahkan ke dalam realitas instan.

Pemikiran sistematis orang Yunani dengan demikian diawali dalam realitas bukan selaku ilmu alam, namun selaku upaya buat secara rasional memahami masalah- masalah warga. Apa yang jadi tanggung jawab para" pakar meteorologi" ionik tidaklah transisi dari mitos serta dongeng ke uraian rasional, namun suatu langkah dari pemikiran instan mengarah pencarian kebenaran murni. Mereka mewakili jenis orang baru: orang teoretis. Kami hendak kembali ke psikologinya nanti. Tetapi, pertama- tama, kita wajib berkata sebagian patah kata tentang upaya para pakar teori tertua.

Di mari mengesampingkan temuan Pythagoras tentang harmoni matematika alam serta kebutuhan menekan dari para elit pemikiran logis. Dengan ini kami dengan terencana mengabaikan 2 motif, yang sangat berarti tidak cuma buat pembuatan cita- cita budaya Yunani, namun buat pertumbuhan berikutnya dari segala umat manusia Barat. Dalam postingan ini, kita cuma hendak mangulas gagasan kosmos yang sesungguhnya ataupun gagasan keteraturan yang terikat hukum, sebagaimana diformulasikan oleh 3 orang besar:" pakar meteorologi" Anaximander, penyanyi pengembara Xenophanes serta Heraclitus, bernama The Yang hitam. Fragmen sangat penting

Anaximander bisa diterjemahkan selaku berikut:" Hal- hal wajib kembali ke asalnya. Sebab seluruh suatu wajib silih menebus kesalahan mereka cocok dengan evaluasi waktu." Anaximander mengandaikan suatu foto, yang ia tidak anggap selaku" foto" dalam makna yang sama semacam manusia modern. Seperti itu cerminan sidang. Hakim merupakan waktu. Pihak- pihak dalam permasalahan ini merupakan hal- hal yang berdiri dalam apa yang kita sebut ikatan karena akibat satu sama lain.

Kita bisa menyebut kejahatan selaku pemicu serta reparasi yang wajib diberikan oleh pelakon. Misalnya: hujan es menimpa biji- bijian di ladang, namun meleleh jadi air serta dengan demikian kembali ke asalnya buat menebus kejahatan. Merupakan penting terdapat proporsionalitas yang tegas antara kejahatan serta hukuman: cuma sebagian dari awan hujan es yang sudah melanda permukaan bumi yang mencair, sebaliknya sisanya terus mengambang di angkasa. Alam menjajaki ketentuan" mata ubah mata", gigi ubah gigi".

Anaximander dengan demikian bermaksud peristiwa- peristiwa di alam tunduk pada perintah undang- undang. Dia memandang legalitas bagi model hukum. Dengan metode yang sama hukum warga terdapat buat menjamin keamanan hukum masyarakat negeri, hukum alam wajib menjamin keadilan dalam ekspedisi dunia. Pikiran- pikiran ini tidak bisa diabaikan selaku ekspresi puitis dari spekulasi hawa ionik. Fakta kita masih memakai kata" hukum" yang sama buat menampilkan 2, di mata kita, hal- hal yang berbeda semacam hukum alam serta norma hukum sesuatu warga, menampilkan betapa mengakarnya konsepsi" hukum" tentang alam sesungguhnya. Umum dalam pandangan dengan metode yang sangat bahasa Yunani kata " Aitia", berarti pemicu dalam penafsiran ilmiah serta kesalahan dalam penafsiran hukum moral!

Paideia problem humanitas

humanitas-6369ef37a51c6f39fe3d7e62.jpg
humanitas-6369ef37a51c6f39fe3d7e62.jpg

Humanisme selaku gerakan kemanusiaan sudah hadapi proses pengertian serta penyusutan kata yang panjang. Oleh sebab itu, arti kata tersebut butuh ditelusuri dalam perspektif etimologis serta historis. Secara etimologis, sebutan humanisme erat kaitannya dengan kata Latin klasik, ialah humus, yang berarti tanah ataupun bumi. Dari sebutan tersebut timbul kata homo yang berarti manusia( makhluk bumi) serta humanus yang lebih menampilkan watak" membumi" serta" manusiawi". lstilah yang senada dengannya merupakan kata Latin" humilis", yang berarti kesederhanaan serta kerendahan hati( kesahajaan). Lawan dari pemaknaan sebutan itu, pada awal mulanya, merupakan makhluk ciptaan yang lain yang bukan manusia( binatang- binatang serta tumbuh- tumbuhan) serta tercantum pula tatanan seluruh yang terdapat, makhluk luar angkasa serta dewadewa( deus/ divus, divinus).

Perspektif etimologis serta historis dalam menguasai arti kata humanisme di atas menampilkan kalau inti persoalannya merupakan humanus ataupun manusia itu sendiri. Maksudnya, gimana membentuk manusia( humanus) itu jadi lebih manusiawi( lewat humanismus), dan pihak mana ataupun siapa yang bertanggung awab dalam proses pembentukannya( humanistal umanisti/ humanist) Jadi, terdapat 3 sebutan berarti buat menyingkapkan arti kata humanisme itu, yang maknanya silih kait- mengait, ialah humanismus, humanista, serta humanitatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun