Mohon tunggu...
Denovan Satriandika
Denovan Satriandika Mohon Tunggu... Penulis - Pundit Ala Ala

No Hoax

Selanjutnya

Tutup

Bola

Catatan Denovan, Final Piala Dunia 2018, Laga Pelakor Mengulang De Javu 1998

14 Juli 2018   10:12 Diperbarui: 14 Juli 2018   10:32 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nicky Jam, Will Smith dan Era Istrefi akan tampil menyanyikan lagu Live it Up pada minggu malam di Luzhniki Stadium, Moskow Rusia. Setelah itu partai pamungkas dari Piala Dunia 2018 resmi akan digelar, laga Pelakor (Perancis lawan Kroasia) adalah laga terakhir Piala Dunia 2018 RusiaPikiran pun langsung throwback ke semifinal Piala Dunia 1998 dimana 20 tahun yang lalu 2 gol Lilian Thuram di Stade de France membalikan keadaan menjadi 2-1 setelah tertinggal melalui gol Davor Suker sekaligus mengantar Les Blues ke Final di negara sendiri. Kroasia yang saat itu di juluki generasi emas berkat hadirnya nama seperti Suker, Slaven Bilic, Darijo Simic, Igor Tudor sampai Zvonimir Boban terpaksa harus puas sebagai juara ke 3 saja. Lalu apakah Kroasia edisi 2018 mampu melakukan revans besok malam? 

Jawabannya sangat bisa!  tanpa mendiskreditkan generasi 98' saya menyebut Kroasia edisi 18' ini jauh lebih seimbang, di bawah mistar ada Danijel Subasic yang matang bersama AS Monaco, di lini belakang  walau sering melalukan blunder tapi Dejan Lovren yang bermain di Liverpool pengalamannya dalam menyikapi partai krusial sangat berguna, pun Sime Vrsaljko dan Domagoj Vida memberi keseimbangan di lini pertahanan.

Luka Modric dan Ivan Rakitic duo Clasico yang membela Real Madrid dan Barcelona ini adalah mesin utama Kroasia selama di Rusia mereka bisa mendikte dan merancang serangan dengan elegan namun peran Marcelo Brozovic sebagai tanker di lini tengah tidak bisa dianggap remeh sebab berkat Brozovic lah Modric dan Rakitic bisa tenang dalam merancang serangan tanpa harus waswas memikirkan serangan balik lawan karna gelandang milik Inter Milan ini siap menjadi filter serangan lawan

Mario Mandzukic sudah terbukti perannya sebagai defensive forward, ia bisa menjadi tembok untuk memecah konsentrasi lawan yang berujung celah yang bisa di manfaatkan pada sisi flank yang di isi Ante Rebic dan Ivan Perisic. 

jika opsi pertama tidak berjalan maka Andrej Kramaric, Marko Pjaca dan Mateo Kovacic memberi opsi lebih dari bench. Mewah dan dewasa bukan penampilan mereka sejauh ini?  jika anda menjawab tidak bisa di pastikan anda tidak menonton secara kesuluruhan penampilan Kroasia di Rusia tahun ini. Kesampingkan soal Kroasia masuk bagan mudah plus menumbangkan Denmark dan Rusia melalui adu penalti karena nyatanya mereka masuk bagan mudak karena berstatus juara grup D yang dimana di grup tersebut Argentina era Lionel Messi lah yang di gadang gadang bakal keluar sebagai juara grup justru malah tumbang 0-3 dari Kroasia hasil dari kedewasaan mereka dalam bermain. 

Lalu bagaimana dengan Les Blues?  tim ini di awal fase grup bermain tidak terlalu meyakinkan walau keluar sebagai juara grup C namun kemenangan dengan skor minimalis atas Australia dan Peru plus imbang kontra Denmark membuat kita ragu apa yang bisa di perbuat Perancis di fase gugur mengingat mereka akan masuk bagan neraka berisi Portugal, Brazil, Argentina dan Belgia. Namun mereka tancap gas semenjak lolos dari grup dimana 2 kandidat juara yaitu Argentina dan Belgia serta tim dengan militansi tinggi seperti Uruguay mereka jinakan sekaligus memesan satu tiket final setelah 12 tahun. 

Secara permainan tim ini bermain tidak terlalu dominan bahkan saat berhadapan dengan Belgia dan Argentina mereka kalah dalam hal pengusaan bola namun tingkat efektifitas mereka sangat tinggi terbukti 2 gol ke gawang Argentina tercipta melalui serangan balik yang efektif. Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Blaise Matuidi adalah poros utama tim ini. Mbappe bisa dengan cepat mengiris pertahanan lawan karena adanya visi permainan dari Griezmann, namun ketenangan Griezmann dalam menata serangan pun terbantu oleh peran Matuidi sebagai defensive winger, Matuidi memang di tempatkan di posisi sayap namun bukan sebagai pembongkar pertahanan namun justru bertugas untuk menekan bek sayap lawan sehingga serangan tidak serta merta langsung menusuk area teritorial mereka. Pun jangan lupakan peran Paul Pogba dan N'golo Kante di lini tengah. 

jika opsi tersebut buntu, Les Blues masih punya dua bek sayap Lucas Hernandez dan Benjamin Pavard yang pergerakannya selama di Rusia membantu kelolosan tim disaat tampil buntu. Dengan motivasi mengulangi kejayaan para seniornya 20 tahun lalu bisa di bilang inilah saat nya bagi mereka untuk menjadi yang terbaik di dunia. 

Setelah paparan kekuatan kedua tim diatas saya bisa menyebut Final Piala Dunia 2018 merupakan deja vu generasi emas kedua tim di Piala Dunia 1998. Jika di 98' Kroasia memiliki Suker dkk, di 2018 mereka di wakili oleh Modric dkk. begirupun dengan Perancis jika si 98' mereka di wakili oleh Fabien Barthez, Lilian Thuram, Marcell Desailly, Didier Deschamp dan Zinedine Zidane maka kini mereka di wakilo oleh Antoine Griezmann,  Kylian Mbappe, Paul Pogba dan Hugo Lloris.

lalu emas mana yang akan mengkilap di Luzhniki besok malam?  saya rasa Kroasia akan tampil sebagai juara setelah 120 menit atau bahkan adu penalti.  Nah kalau prediksi kamu gimana? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun