Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Glory" dan Fakta Menyesakkan Kasus Bullying di Korea Selatan

18 Januari 2023   21:47 Diperbarui: 21 Januari 2023   19:15 2867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan anak-anak SD disana ketika ditanya, "Rumahmu dimana?", maka pertanyaan mereka bukan untuk mengetahui letak rumah temannya tersebut, melainkan untuk mengetahui harga rumahnya.

Bagaikan piramida, orang-orang saling berkompetisi untuk berada di paling atas. Mereka sibuk mencari cara untuk bisa ke atas, tanpa menyadari bahwasannya ada banyak jalan alternatif lain untuk mendapat kesuksesan.

Maka ketika orang-orang yang sudah berada di atas ini melihat ke bawah, mereka akan menganggapnya remeh dan layak untuk dihina. Maka muncullah kasus perundungan.

3. Anak-anak di Korea lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah

Sumber foto : Netflix
Sumber foto : Netflix

Dalam Drama Korea "The Glory" dapat kita lihat bagaimana Moon Dong-Eun yang dirundung dari siang hingga malam, yang membuat kita bertanya, kemana orang-tuanya? Ada apa dengan kehidupan sekolah di Korea Selatan?

Di Korea Selatan, kebanyakan orang-tua sibuk dengan pekerjaannya, baik itu suami maupun istri, yang membuat mereka harus mengirimkan anak-anaknya ke tempat kursus. 

"Daripada di rumah nanti anak tidak ada kegiatan, lebih baik belajar lagi di tempat kursus"

Kebiasaan tersebut telah menjadi budaya, dan menyebabkan anak-anak yang tidak ke tempat kursus tidak akan mempunyai teman dan akan sangat tertinggal ketika menghadapi ujian di sekolahnya.

Budaya kursus ini dimulai dari sejak SD, hingga jenjang-jenjang selanjutnya. Sehingga seseorang dapat bertemu dengan temannya hingga 12-15 jam/hari.

Maka ketika seseorang dirundung, perundungan tersebut akan menjadi kehidupan sehari-harinya. Bagi yang merundung pun juga akan menjadi bagian dari hidupnya.

Akibatnya, karena ia sudah mengganggap hal tersebut merupakan bagian dari hidupnya, dan kurangnya komunikasi yang baik dengan orang-tua, membuatnya tak berani untuk speak up atau mengambil tindakan. Perundungan akan terus terulang, dan lama kelamaan dapat menjadi budaya buruk di sekolah.

4. Tidak percaya dengan agama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun