Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Borobudur Refleksi Toleransi Dunia?

11 Mei 2021   11:42 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:47 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gamelan? Ituloh seperangkat alat musik yang terdiri dari Kendang, Rebab, Celempung, Gambang, Gong, Seruling, Bonang, kenong, Siter, Slenthem, Saron dan Kempul. Gamelan, pastilah akan banyak diklaim menjadi entitas orang jawa saja ya?

Gamelan, alat musik khas jawa mewakili alat musik pukul, petik dan jua tiup. Untuk memainkannya, Gamelan biasanya menggunakana tangga nada pelog  yakni tujuh nada per oktaf, atau Slendro lima nada per oktaf.

Kolase-ilustrasi pribadi
Kolase-ilustrasi pribadi
Mengamati alat-alat musik ini, kita akan mendapati kemiripan dengan alat musik yang ditemukan di banyak daerah, dan –bahkan- dunia kan? Meski ritme musik yang dihasilkan berbeda, ketika dimainkan, dan melahirkan beraneka tarian pula.

Sebut saja alat musik pukul kendang yang mirip-mirip dengan Tifa di Maluku dan Papua. Jika dimati lagi, eh mirip pula dengan alat musik Muzavu Tamil atau Tabla dari India. Lalu, alat musik Tiup Sulim juga mirip dengan Bansuri di India atau Sho Jepang. Itu contoh kecil saja sih!

Nah, jika kita berkeliling ke Candi Borobudur kita akan menemukan fakta, jika kesamaan akar kebudayaan Nusantara dalam berkesenian dapat ditelusuri dari alat musiknya. Yakni berupa relief yang menggambarkan kebudayaan berkesenian Nusantara dahulu di abad ke-8. Dan ternyata kini alat-alat musik tadi masih massif dimainkan masyarakat modern jua.

Kemiripan alat musik dunia pada Relief Borobudur I Kolase
Kemiripan alat musik dunia pada Relief Borobudur I Kolase
Hal tadi jelas kita bisa saksikan pada bagian kaki-kaki candi yang menunjukkan rangkaian panel-panel relief Karmawibhangga yang menyemburkan sejuta makna. Pernah perhatikan?

Sekilas saja, relief tadi melihatkan perilaku manusia yang vulgar ya? Namun esensinya, relief tadi menyemburkan makna hukum sebab-akibat. Dimana setiap perbuatan memiliki konsekuensi. Baik ya dapat pahala, berbuat jahat ya dapat dosa.

Selain itu, relief itu jua melukiskan gambaran kehidupan masayarakat jawa kuno, termasuk aktivitias berkesenian, baik bermusik dan juga menarinya.

Jika dihitung ada sekitar 10 panel relief Karmawibhangga yang menggambarkan 4 jenis alat musik. Ada jenis idophone (kentongan dan kerincingan), membraphone (gendang dan kentingan), chardaphone (dawai, senar petik, gesek) serta alat musik aeraphoen (alat musik tiup).

Relief Borobudur I japungnusantara.org
Relief Borobudur I japungnusantara.org
Jika dinventaris, terdapat 200 relief alat musik, dan 40 relief ansamble musik. Ada sebanyak 60-an alat musik, mulai alat musik tiup, petik, pukul dan semua jenis alat musik itu masih dimainkan di banyak daerah Nusantara dan bahkan di dunia.

Menyibak itu semua, kita bisa mendapatkan banyak nilai-nilai luhur, yakni nilai dari sisi seni Borobudur, untuk mampu dimprovisasi menjadi nilai kesamaan bukan perbedaan, yang digunakan dalam kehidupan  modern kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun