Mohon tunggu...
Muhammad Satria
Muhammad Satria Mohon Tunggu... Penulis - Menambah Pengalaman dengan Menulis

Saya menulis apa saja yang saya harap bisa berguna.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Brunei Mengaji" Karya Sultan Saiful

6 Juli 2019   20:21 Diperbarui: 6 Juli 2019   20:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo credit: amazon.com

Ibu Nur setuju dan ia kemudian mengajak teman-temannya untuk bergabung sebagai pekerja di gudang milik Saiful. Dalam beberapa hari saja gudang tersebut sudah ramai dan sudah bisa mulai berproduksi. Produksi maju, kehidupan ibu-ibu tersebut pun juga maju. Saiful mengatakan bahwa bekerja sama dengan ibu-ibu tersebut mengasyikkan.

Pada mozaik ketujuh, Saiful sebenarnya hanya berkisah tentang transit-nya selama satu malam di Malaysia dalam perjalanan bisnis menuju Brunei. Namun ada kisah menarik di dalamnya. Saat itu Saiful menghubungi seorang teman facebook untuk menemaninya bercengkerama selama semalaman itu di sebuah cafe. 

Sebagai informasi tambahan, mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, karena seorang teman Saiful ini merupakan atlet softball Malaysia. Hal yang mengejutkan ialah pertama, seorang teman Saiful ini tidak datang sendiri, melainkan dengan dua orang temannya. 

Kedua, Saiful biasa melihat mereka di publik dengan tudung atau hijab, namun kali ini memakai rok mini. Ketiga, mereka merokok. Meskipun begitu, Saiful tidak mempermasalahkannya. Menjelang pagi, teman facebook Saiful ini kembali ke kota. Tak lupa Saiful memberikan 50 ringgit kepada mereka karena ia paham betul bahwa untuk ke bandara mereka pasti mengeluarkan biaya.

Di mozaik kedelapan, Saiful menceritakan secara singkat tentang kehidupannya selama tiga hari di Brunei. Pertama, rencana kerja sama bisnisnya gagal, karena ia bukanlah orang yang ahli dalam bidang perminyakan, sedangkan bisnis itu terkait perminyakan. 

Ia relakan saja biaya yang sudah dikeluarkan untuk melakukan perjalanan tersebut. Oleh karena itu dua hari sisanya ia habiskan untuk berkeliling Kampung Ayer. Di sana ia berkunjung ke beberapa kedai makan dan berkenalan dengan para penjualnya. 

Secara umum, perjalanan ini terlihat biasa saja. Tapi perlu diingat bahwa Saiful juga seorang penulis, sehingga ia bisa menuangkan tiga hari ini menjadi satu bagian tulisan dalam sebuah buku. Perlu juga diketahui bahwa beberapa hari kemudian sekembalinya ia dari Brunei, ia  mendapatkan kontrak kerja dengan sebuah perusahaan sederhana Brunei yang menjunjung tinggi kualitas.

Saiful kemudian berkisah tentang seorang sahabat sejati yang ditemuinya pada tahun 2010, pak Agus namanya. Singkatnya, pak Agus memiliki peranan yang sangat penting ketika gudang milik perusahaan Saiful yang terletak di Jawa Tengah sedikit terdampak erupsi Gunung Merapi. 

Saat itu gudang ditinggal oleh para pekerja, padahal banyak barang-barang berharga di dalamnya. Namun pak Agus rela menjaga gudang tersebut sendirian selama lima jam dengan keadaan hujan dan gelap. 

Pak Agus bahkan membawa sendiri dua mesin manual yang dibeli Saiful dari bos pak Agus ke gudang tersebut. Sampai bagian ini ditulis, tepatnya pada tahun 2013, Saiful belum tahu lagi seperti apa kabar sahabat sejatinya itu.

Terakhir, di mozaik kesepuluh, Saiful berkisah tentang satu malam di Singapura. Sebenarnya perjalanan ini normal-normal saja sebagaimana perjalanan-perjalanan yang sudah dilakukan Saiful sebelumnya, namun entah mengapa selalu ada hal-hal menarik di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun