Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Belajar Nasab dari Acara "Trah-Trahan" Idul Fitri

11 April 2024   11:24 Diperbarui: 12 April 2024   07:43 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara Trah-Trahan harus selalu dilestarikan, meskipun dari garis simbah, sudah banyak yang meninggal, karena besarnya manfaat dari acara kumpul keluarga skala besar ini.

Di Trah keluarga nenek saya, untuk garis simbah saja, mereka ada 11 bersaudara, jadi bisa dibayangkan jika berkumpul bersama hingga tingkat cicit, maka peserta acaranya bisa hingga ratusan jumlahnya.

Dari acara ini, saya bisa mengetahui buyut saya juga memiliki darah biru, dan seorang pekerja keras berjualan batik dan minyak tanah di Pasar Gede, Surakarta di jaman kolonial.

Kemudian saya mengetahui ada simbah saya ada yang juga pejuang di jaman kemerdekaan, adapula simbah yang turut memberantas pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, dan masih banyak kisah-kisah menarik para leluhur yang patut didengar dan diteladani oleh anak cucunya.

Manfaat acara ini selain untuk mengenal garis keturunan nasab hingga buyut adalah sebagai ajang untuk menambah jaringan perkenalan baik untuk bisnis, pekerjaan atau urusan lainnya yang didasari kesamaan dari garis keturunan yang sama. Tak jarang, dari pertemuan ini ada yang berlanjut ke kerjasama bisnis antar kerabat lainnya yang sebelumnya tak mengenal satu sama lainnya, atau mungkin adapula keluarga yang ekonominya lebih kaya membantu keluarga lainnya yang sedang kesusahan, walau berbeda garis simbah, namun masih satu garis buyut.

Dikarenakan banyaknya peserta yang turut berkumpul dalam acara Trah-Trahan Idul Fitri, maka panitia yang ditunjuk harus merancang acara semenarik mungkin, karena biasanya dari kalangan cucu atau cicit merasa bosan dengan acara yang kesannya untuk kaum tetua.


Maka dari itu, dari pengalaman saya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, agar acara Trah-Trahan berjalan menarik, berikut kiranya poin-poin yang bisa menjadi perhatian.

Tempat Lokasi Menarik

Biasanya para tetua dan panitia yang ditunjuk, jauh-jauh hari menentukan tempat lokasi berlangsungnya acara. Terkadang di tempat makan umum, bisa saja di gedung pertemuan, dan seringnya biasanya di tempat kediaman salah satu keluarga yang kiranya representatif dalam skala besar.

Agar supaya menarik, panitia harus mendesain tempat lokasi berlangsungnya acara dengan menarik, bisa saja ditampilkan foto-foto jadul para simbah-simbah atau buyut yang dicetak repro ulang. Sehingga para kaum mudanya bisa mempelajari langsung sejarah para leluhurnya melalui dokumentasi lawas tersebut.

Bisa juga ditampilkan display barang-barang peninggalan para simbah di jaman dulu, seperti sepeda kumbang jaman Belanda, mesin jahit jadul peninggalan buyut atau koleksi lawas lainnya, yang bisa menjadi pembelajaran historis bagi anak cucu di jaman sekarang

Update Nasab

Trah keluarga saya biasanya untuk menggalang dana untuk penyelenggaran acara, menggunakan metode pembelian Kalender Trah-Trahan yang gambarnya para simbah-simbah jaman dulu, dan disertai lengkap update nasab setiap keluarga. Dari pembelian kalender tersebut terkumpulah dana yang cukup untuk menyelenggarakan acara Trah-Trahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun