Mohon tunggu...
A Sastra Samantha
A Sastra Samantha Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya daftar disini untuk mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini Kegelisahan Akademik Pengembangan Kurikulum PAI

30 Juni 2022   08:22 Diperbarui: 30 Juni 2022   10:59 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi Media Indonesia

Jika kita mengibaratkan dua mata koin yang tidak bisa teripsah, maka julukan itu cocok disematkan kepada hubungan antara pendidikan dan kurikulum, hal ini dikarenakan Pendidikan dan kurikulum memiliki keterkaitan antara satu sama lain dan itu tidak bisa dipisahkan. Selaras dengan para experts dibidang pendidikan.

Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijasah. Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat.(Olivia, 1997:60)

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang sering dijumpai dalam ranah pendidikan, akan tetapi siapa pengembang kurikulum dan apa peran mereka dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus diperdebatkan. Di masa lampau, pendidik cenderung untuk melihat pengembangan kurikulum sebagai tanggung jawab peneliti, ahli teori, atau administrator, dan ada gagasan bahwa bahan adalah produk "ahli" dan "inovator" yang diturunkan kepada guru, yang dipandang sebagai "penyambung alami" dari pesan kurikulum.

Pengajar atau guru harus memahami bahwa mereka memiliki andil yang sangat besar dalam perancangan bahan-bahan untuk mengajar karena merekalah yang menyampaikan instruksi sesuai dengan kurikulum, dan merekalah yang menjembatani gap antara apa yang telah dijelaskan dalam kurikulum dan apa yang sebenarnya sedang dilakukan di dalam kelas. Dengan memahami kerangka kurikulum pengembangan, guru dapat "memahami" apa yang mereka ajarkkan saat KBM berlangsung dan tidak hanya sekedar melakukan tanpa mengerti maksud dan tujuan yang sudah tercantum pada kurikulum.

Keadaan ekonomi, politik, dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini sangatlah berdampak pada keadaan sosial masyarakat kita. Fenomena ini tidak bisa dipandang sebelah mata khususnya oleh para pendidik yang notabene mengurusi pelajar dimana mereka juga barisan terdepan yang terdampak pada perubahan yang begitu cepat di era globalisasi ini. Oleh karena itu kurikulum juga sifatnya dinamis dan selalu berkembang tidak stagnan ditempat.

kurikulum itu bersifat dinamis mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Mendikbud menyatakan jika perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan suatu persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman.[1]

Kegelisahan setiap pendidik pada kurikulum ketika mereka dihadapkan dengan pembaharuan kurikulum itu sendiri. Penyesuaian dan adaptasi pada kurikulum yang baru bagi Sebagian guru masih menjadi kendala dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan. Belum lama ini guu disibukkan dengan kurikulum 2013 lalu kita dihadapkan dengan kondisi pandemi COVID19 dan bahkan baru ini sudah memasuki kurikulum prototype. Kita menyadari bahwa semua perubahan khususnya dalam kurikulum ini bertujuan untuk memajukan Pendidikan di Indonesia. Akan tetapi banyak juga guru yang masih kesulitan dalam penerapan kurikulum tersebut dalam pembelajaran, terlebih khusus dalam Pendidikan agama islam yang notabene sekarang bersinergi dengan Pendidikan karakter yang sedang digaungkan oleh pemerintah akhir akhir ini.

Khususnya pada pembelajaran PAI yang saat ini harus dituntut untuk menjadikan peserta didik sebagai insan yang kamil, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ketika kita berbicara tentang perkembangan disitu selalu terjadi distance gap antar faktor yang mempengaruhi pengembangan tersebut. Jika berbicara mengenai pengembangan kurikulum Pendidikan aga islam maka kita klasifikasikan terlebih dahulu apa saja yang menjadi tercapainya tujuan pengembangan yaitu ada kurikulum, tenaga pengajar atau guru dan para peserta didik. Antara ketiga aspek ini saling berkesinambungan satu sama lain, kurikulum yang selalu berkembang tanpa diiringi kemampuan peserta didik yang mumpuni untuk menjalankan juga tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Jika guru sudah bisa mengikuti kurikulum tetapi tidak mengikuti perkembangan zaman dari peserta didik maka guru juga akan tertinggal dengan isu-isu yang sedang terjadi saat ini dan apa yang menjadi urgensi pembelajaran bagi peserta didik mengingat perkembangan teknologi yang begitu pesat jika guru juga tidak mengikuti maka   pengajar akan gaptek dan tertinggal.

Sumber ilustrasi eschoolnews.com
Sumber ilustrasi eschoolnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun