Anda pernah mendenga sebilah pusaka yang memiliki isoteris maha dahsyat di abad 16 masehi? peluru kendali, nuklir, belum dirumuskan pada masa itu. Pusaka yang berujud sebilah tumbak dengan dapur baru yang kemudian terkenal dengan nama tombak kyai Baru kuping, pusaka andalan milik ki Ageng Mangir Wonoboyo keturunan ke lima Prabu Brawijaya Pamungkas. Pusaka itu berasal dari lidah seekor Naga yang dipotong oleh Panembahan Merbabu kakek ki Ageng Mangir. Dengan memiliki pusaka andalan itulah, kemudian Ki Ageng Mangir menyatakan dirinya sebagai pewaris tahta yang akan memerintah pulau Jawa dan sekitarnya. Padahal pemerintahan yang syah adalah Panembahan Senapati yang memerintah kerajaan Mataram. Panembahan Senapati juga memiliki sebuah pusaka berujud tumbak yang bernama kyai Plered, namun pusaka ini masih kalah jauh dengan kyai Baru Kuping. Tanda tanda makar dari ki Ageng Mangir Wonoboyo sudah nampak jelas sekali, karena sudah tiga tahun lamanya tidak pernah membayar pajak ( upeti pada raja). Pada zaman kerajaan bagi sebuah otonomi daerah yang tidak mau menyetorkan upeti pada Raja dianggap sebagai pemberontak. Terlebih lagi Mangir Wonosobo menghimpun kekuatan dari para pemuda seluruh penjuru Kemangiran, Pajang, bahkan sampai Madiun. si Mangir ini mulai memberikan latihan kemiliteran dan indoktrinasi untuk pembentukan militansi terhadap pada pemuda dan dilatih untuk berani mati demi kejayaan negeri. Mataram sendiri sempat menjadi terperangah ketika mendapat laporan intelijen dari prajurit pengalasan, bahwa kekuatan pasukan di desa kemangiran sudah sedemikian kuat dengan prajurit yang mencapai ribuan. Setiap saat di jejali dengan indoktrinasi untuk menurunkan tahtanya Panembahan Senapati yang baru saja dilantik belum ada seratus hari. Rasa dendam Mangir ini semakin membara ketika dijelaskan asal-usulnya yang masih keturun langsung trah Majapahit. Meski kekuatan prajurit kemangiran itu nyaris menyamai kekuatan kerajaan Matram yang baru saja berdiri, memang sempat mencemaskan para nayaka praja dan penasehat militer kerajaan Mataram, tetapi kemangiran tidak mempunyai penasehat militer sehebat ki Juru Mertani putra ki Ageng Selo (tokoh aktivis penentang kerajaan Demak). Dan ternyata kecerdasan dan kecerdikan ki Juru Mertani teruji oleh perbuatan Mangir Wonoboyo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI