Mohon tunggu...
Dr. Sarmini
Dr. Sarmini Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Dosen

Guru dan dosen S1 : Pendidikan S2 : manajemen Pendidikan S3 : MSDM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mitigasi Learning Loss pada Anak di Masa Pandemi

23 Agustus 2021   07:47 Diperbarui: 23 Oktober 2021   09:09 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dalam pendidikan, kekahwatiran pemerintah apabila pembelajaran online diterapkan terlalu lama, salah satunya akan terjadi Learning Loss. 

Bila dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan  sudah mengijinkan dan sepakat akan diperbolehkan, pastinya kabar diperbolehkannya PTM Terbatas sangat ditunggu-tunggu oleh sekolah, guru, siswa dan juga orang tua siswa.

Dalam kondisi pembelajaran yang lama ( lebih dari satu setengah tahun ) siswa belajar online, dan pastinya banyak kendala di lapangan yang ditemui. Kendala yang bisa diatasi dan tidak bisa di atasi.  

Dan kekhawatiran pemerintah pusat juga daerah, serta kita semua sebagai pendidik menurunnya kompetensi siswa bahkan hilangnya minat belajar siswa inilah yang sangat kita khawatirkan. Learning Loss merupakan hal yang tak dapat terelakkan lagi, karena kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran dalam waktu yang cukup lama.

Apa yang dimaksud Learning Loss itu sendiri sehingga perlu dimitigasi ?

The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

Sedang dilansir dari Kalderanews.com ditulis bahwa Peneiliti RISE (Research on Improving System of Education) dari Universitas Oxford di Inggris , Michelle Kaffenberger menganalisis dampak gempa bumi Pakistan tahun 2005 lalu. 

Penelitian itu mengambil sampel para remaja yang dulunya adalah korban. Ketika peristiwa itu berlangsung mereka masih berusia 4-5 tahun. 

Sekolah-sekolah di daerah bencana gempa bumi ditutup rata-rata 14 minggu. Dan Kurikulum yang dipakai tetap kurikulum biasa tanpa menyesuaikan kondisi daerah bencana. 

Hal ini mengakibatkan adanya kemerosotan kemampuan anak dalam memahami pelajaran. Dibandingkan dengan anak-anak di daerah yang tidak terkena bencana. Serta minat belajar yang menurun drastis, dan inilah yang oleh Michelle Kaffenberger, dikarenakan penutupan sekolah dalam waktu yang panjang.

Menurut penulis, hal ini bisa dimitigasi dengan beberapa langkah, walaupun anak satu dengan anak lain berbeda hasil dalam meminimalisir terjadinya Learning Loss tersebut. Langkah-langkah dalam mitigasi Learning Loss yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun