Mohon tunggu...
Sarlen Julfree
Sarlen Julfree Mohon Tunggu... -

saya seorang arsitek yang senang menulis. Sejak tahun 2008 sudah menjadi aktifis blogger. Pernah pula menang lomba menulis yang diadakan suatu media online.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Adanya Perubahan Sikap dan Perilaku Negatif Pada Anak

19 Juni 2013   09:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:47 4510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nonton acara televisi Super Nanny 911 yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta? Di setiap episode acara televisi itu, tercermin beragam model kegagalan anak dalam mendidik dan mengarahkan anak, sehingga anak memiliki sikap atau perilaku yang susah diatur, cenderung melawan / membantah orang tua, serta "melecehkan" kewibawaan orang tuanya.

Dalam artikel berjudul Merubah Perilaku Anak yang dimuat di www.preventionindonesia.com, seorang ibu rumah tangga bernama Vina menulis tentang curahan hati temannya dalam mendidik anak : "Ternyata tidak ada bedanya antara mendidik anak usia 2 tahun 6 bulan dengan anak yang sudah berusia  18 tahun. Sama-sama rumit dan amat melelahkan".

Seorang psikolog anak asal Tucson Amerika Serikat, DR. Kevin Leman, dalam bukunya yang berjudul Have A New Kid By Friday mengatakan, perubahan sikap atau perilaku anak (kearah yang kurang baik), bisa terjadi karena orang tua tidak konsisten dengan perkataan dan tindakannya sendiri.

Ada banyak orang tua, dalam rangka menciptakan rasa nyaman anak untuk bisa meniti tangga keberhasilan dan kemajuan hidup anaknya, selalu menuruti setiap keinginan anak atau memenuhi segala kebutuhan yang dinilai diperlukan oleh anaknya.

Lalu tidak sedikit pula orang tua yang membebaskan anaknya sejak masih berusia belia, untuk tidak melakukan serangkaian tugas ataupun pekerjaan yang bisa dilakukan anak di rumah. Semenjak dari bangun tidur, orang tua sudah bertindak sebagai "pelayan" bagi anaknya. Kesan yang muncul, anak hanya terima beres saja. Padahal, dampak yang ditimbulkan atas "cara orang tua menunjukkan rasa sayangnya kepada anak" dengan cara demikian, membuat anak menjadi tidak perduli dengan keadaan dan kondisi di rumahnya.

Tanpa disadari, sesungguhnya tindakan orang tua seperti itu membuat anak tidak memahami tugas dan tanggung jawab mereka sebagai anak.

Hal lain yang bisa menjadi penyebab perubahan sikap atau perilaku anak kearah yang negatif terjadi karena orang tua "tidak terbiasa" untuk menyampaikan pujian serta memberikan dorongan semangat kepada anaknya.

Ada banyak orang tua yang "pelit" untuk mengucapkan kata pujian kepada anaknya. Kata pujian tidak harus (baru) terucap saat anak mereka berhasil mengukir prestasi. Jika anak berhasil menyelesaikan segenap tugas yang diserahkan orang tua kepadanya dengan baik, maka tidak ada salahnya apabila orang tua menyampaikan kata pujian pada anak, sehingga anak tahu, kalau tindakannya itu merupakan sebuah tindakan yang benar.

Selain itu, tidak sedikit pula orang tua yang "enggan" memuji anaknya di depan orang lain, atau tidak pernah menyampaikan dorongan motivasi kepada anak, sehingga dapat meningkatkan semangat juang anak untuk bisa mencetak prestasi atau tampil dengan nilai lebih pada hal-hal tertentu, yang bisa menghadirkan kebanggaan tersendiri, baik pada diri anak, pada orang tuanya, maupun pada keluarga besarnya.

Para orang tua ini beranggapan, memuji anak dihadapan orang lain merupakan sebuah tindakan yang tidak penting untuk dilakukan, karena mereka tidak ingin kalau suatu saat nanti, pujian yang telah mereka nyatakan diharapan orang lain (dengan penuh kebanggaan) itu, akan menjadi batu sandungan bagi mereka apabila kenyataan membuktikan, kalau sikap, perilaku, atau prestasi anak, ternyata tidak sesuai dengan ungkapan pujian yang pernah mereka nyatakan.

II. Tindakan yang Harus Dilakukan Orang Tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun