Mohon tunggu...
Sarjito
Sarjito Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menyampaikan Pesan Dengan Tulisan

Jangan Lupa Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rakernas Korpri Dibuka Presiden

27 Februari 2019   05:01 Diperbarui: 27 Februari 2019   05:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta,  Bertempat di Istana Negara Jakarta, Ir.H.Joko Widodo ( Presiden Republik Indonesia) membuka Rapat Kerja Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Rakornas KORPRI), selasa 26/2/2019.

Dalam kesempatan tersebut, tampak mendampingi Presiden; Tjahyo Kumolo (Mentri Dalam Negri), Sfarudin (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Pramono Anung (Sekrearis Kabinet), serta Zudan Arif Fakhrulloh(Ketua KORPRI).

Dikutip dari setkab.go.id, Ir.H.Joko Widodo ( Presiden Republik Indonesia), menyampaikan beberapa pesan,diantaranya; Saya ingin mengucapkan terima kasih karena angka stunting kita sudah turun dari 37 persen menjadi 30 persen. Turunnya juga drastis, tapi saya minta harus anjlok lagi sampai ke bawah 20 persen, Presiden optimistis target turun sampai di bawah 20 persen itu bisa dicapai. 

Namun diakuinya, hal itu harus dikerjakan bersama-sama oleh jajaran pemerintah, jajaran aparatur sipil negara, jajaran KORPRI, dari pusat sampai ke daerah. Selain soal stunting, Presiden Jokowi juga menekankan soal Dana Desa, yang menurutnya merupkan uang gede. "Sampai 2018 kemarin telah kita gelontorkan Rp187 triliun ke desa-desa, ke 74.900 desa yang ada. Sampai akhir 2019 ini berarti totalnya akan Rp257 triliun," ungkapnya.

Untuk itu, Presiden meminta agar sistem pengawasan, sistem monitoring, betul-betul harus dijaga agar Dana Desa ini menetas betul, menjadi barang, bermanfaat. Entah itu yang namanya jalan desa, posyandu, PAUD, pasar desa, jembatan, irigasi yang ada di desa, embung, air bersih yang ada di desa. 

Semuanya ini harus betul-betul dimonitor/diawasi oleh kita semuanya. Presiden Jokowi meminta kepada segenap jajaran KORPRI untuk mengubah orientasinya,bukan orientasi prosedur tapi orientasi hasil. 

Sekarang ini orientasinya harus hasil, prosedur mengikuti karena prosedur memang sudah kewajiban kita," tegasnya.Untuk itu, Presiden mengingatkan, kalau mendesain sebuah APBN/APBD, desainlah sesimpel mungkin, sesederhana mungkin, enggak usah banyak-banyak program.

"Program itu sedikit, fokus, konsentrasi, sasarannya jelas, tepat, gampang mengontrolnya, gampang mengeceknya, hasilnya dirasakan oleh rakyat. Goal-nya masih ke sana. Semua harus memulai ini, sekarang ini kita sering sekali harus setiap seksi ada kegiatan, setiap bagian ada kegiatan. Presiden menilai, tidak seperti itu. 

Presiden mencontohkan, misalnya ada 15 seksi lima belas, enggak apa-apa yang diberi 5 dulu. Mungkin tahun depan gantian yang lima lagi, tapi ada konsentrasi betul ke mana arah kita, ke mana tujuan kita, di mana skala prioritas kita. Arah-arah seperti itu harus kita ubah, kita harus berubah, kita harus berubah.( Sumber)

Setelah Selesainya Rapat Kerja Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Rakornas KORPRI) tersebut, harapanya semua ASN  yang tergabung dalam naungan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) tentunya mampu menjabarkan secara real  arahan -- arahan dari Presiden

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun