Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Emak, Izinkan Barra Mengembara (2)

7 Juli 2018   11:47 Diperbarui: 7 Juli 2018   12:18 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebelumnya....(baca)Barra adalah sosok pemuda yang berperawakan kurus, kulit agak item dan satu-satunya anak yang tak begitu suka dengan hal keramaian (hiburan) jika tergelar di kampungnya. Dia memilih menjauh dan menyendiri, karena emang hal itu yang bisa membuatnya merdeka berfikir serta menjalani keseharian tanpa ada sesuatu yang membuat hati serta langkahnya untuk maju terhenti.

Keterbatasan ekonomi di keluarga, tak surutkan langkah Barra buat melanjutkan hidup berdua bersama emaknya di rumah dengan penuh syukur. Pernah suatu waktu, emak sakit, Barra musti korbankan diri duduk di lapaknya (pasar) dan absen ijin tak masuk ke sekolah. Disela waktu itu, tak lupa buka buku serta belajar sambil menunggu pembeli singgah ke bedak emaknya tersebut.

"dimanapun dan kapanpun, ilmu itu ditampakkan, jadi ambil seluasnya meskipun Allah seringkali bercanda menghadirkannya dengan sesuatu yang sama sekali kurang pantas menurut kita, Allah Maha Segalanya", Gumam si Barra dalam hati.

Barra memang (seluasnya) banyak belajar dari alam, artinya setiap apapun yang dihadirkan disaat itu telah menjadi makanan yang lezat dan menghimpun kedewasaannya menghadapi pluralitas hidupnya.

Emak juga paham atas polah dan laku Barra jika sudah merasa nyaman dengan suasana pasar. Seringkali ingatkan Barra, menurut emak, anak seusia Barra kudu sekolah, dan memang di sanalah tempat yang seharusnya Barra tempuh demi terukurnya sebuah prestasi.

"Nak, kamu musti susun pundi kecerdasanmu di sekolah, bukan di pasar, sana bergegaslah menjemput mimpi bersama kawan-kawanmu, biarkan Emak tunggu Barra di sini, yakinlah nak... sana berangkat!!!", perintah emak dengan penuh kelembutan.

Jika sudah muncul kata dari mulut emak seperti ini, Barra selalu ikuti, tak pernah membantah dan bergegas berangkat ke sekolah.

"Iya mak, Barra berangkat...", jawab Barra sambil mencium tangan dan pipi emaknya.

(bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun