Mohon tunggu...
Fiksiana

Filantropi - Proksemik

9 April 2017   19:08 Diperbarui: 9 April 2017   19:17 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saat itu ragamu hadir sendirian, dan jiwaku terbang dalam angan. Kita memang sedang berdampingan, tapi dirimu masih terjebak dalam khayalan. Padahal kau tak perlu berbohong dengan alasan demi kebaikanku. Jika kau tak bahagia katakan saja, karena akan aku lakukan segala cara agar kau tak meratapi luka.

Bahagiamu bahagiaku?

Tapi aku tidak senaif itu.

Aku baik-baik saja, selalu tersenyum dengan benar. Tapi bila aku bersama seseorang, sesuatu hilang. Meskipun tak ada alasan bagimu untuk datang kemari sekarang. Bulan purnama tampak dari jendela yang terbukadan suara jangkrik memanggil kesepian, ditekan perasaan yang mulai ragu lagi. Di malam aku ingin bertemu denganmu menjadi menyakitkan, merasa seperti akan meledak.

Saat memikirkanmu aku merasa seperti ini, tetaplah disisiku. Tidak, aku tak ingin katakan sesuatu seperti itu. Membuatku frustasi bahwa aku tak bisa lebih jujur. Sebenarnya, aku menyadari ini hanya kesepian. Terlalu keras kepala tak akan berguna. Jika disana hanya ada satu orang yang ditakdirkan, aku berharap itu dirimu. Tak ada satu pun yang lebih kusukai seperti dirimu.

Hei, perhatikanlah.

Siapa orang yang kau inginkan bersamamu?

Tangerang, 20 Maret 2017

Idris Saripudin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun