Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memanen (Pahala) di Hari Pertama Puasa

11 April 2023   21:30 Diperbarui: 11 April 2023   21:57 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di antara circle pertemanan zaman Sekolah Dasar, mungkin banyak yang menjadi satu-satunya anak perempuan di antara anak laki-laki. Aku, salah satunya.

Ketiga temanku adalah Idoy, Sansan dan Jeje. Dodi alias Idoy. Perawakannya kurus dan kulitnya putih kemerahan. Dia teman sekelasku.

Sansan adalah panggilan keren untuk Santo --dia merasa begitu-- usianya paling tua di antara kami. Namun, karena dia terlalu aktif bertanya di kelas, guru memberikannya nilai merah di matematika sehingga dia menjadi teman sekelasku juga.

Temanku yang paling sering menjadi juara kelas sekaligus kakak kelas di sekolah adalah Jeje, Jefri nama lengkapnya. Benar, hanya lima huruf, J-E-F-R-I. Aku suka rambut keriting miliknya, dan bulu mata lentiknya membuatku iri.

Aku Hana, yang paling cantik di antara ketiga temanku. Iya dong, aku 'kan perempuan satu-satunya di situ.

Ketika kanal stasiun televisi semalam menyiarkan berita bahwa hilal sudah terlihat, kami berempat bertepuk tangan dan bersorak bersama. Sansan sudah bersiap dengan sarung yang dikalungkan ke bahu lengkap dengan sandal jepit kesayangannya ketika tiba di rumah Idoy untuk melihat berita di televisi tabung 21 inch milik keluarganya. Rumah Idoy adalah markas besar kami karena paling luas, paling nyaman dan paling aman hahaha.

Jeje menepuk bahuku seketika. "Han, bawa mukena nggak?"

Aku mengangguk, dengan jari telunjuk mengarah ke tas rajut buatan tangan berwarna biru kombinasi merah. Tas itu asli bukti cinta Ibu untukku.

"Oke, bagus." Jari tangan Jeje mengacak-acak tatanan rambutku, membuatku otomatis berdecak kesal.

Idoy meraih remote televisi, menekan tombol merah di sana. "Yuk kita ke masjid!"

Kami otomatis mengikuti komando Idoy. Sansan berjalan paling depan sekaligus memberi arahan untuk menepi jika ada sepeda motor atau mobil yang melintasi jalan tanpa aspal yang kami lalui. Kami berempat berjalan teratur di belakang Sansan. Ketika langkahnya terhenti tanpa aba-aba, kaki kami secara otomatis menginjak belakang sandal orang di depan kami. Aku bahkan harus memegangi kening karena membentur bahu Idoy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun