Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memanen (Pahala) di Hari Pertama Puasa

11 April 2023   21:30 Diperbarui: 11 April 2023   21:57 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Aku hanya menoleh sesaat lalu memamerkan senyum tiga jari ke arah guru kami itu. Rasanya ingin segera sampai ke rumah atau menutup wajah dengan mukena.

***

Langkah kecilku meniti tanah retak, berbatu lalu berlumpur di sekitar tanaman kacang hijau dan sayuran labu milik warga. Beberapa buah terong berwarna ungu menggantung cantik. Beberapa orang mengenakan kaus dengan celana panjang lengkap dengan caping mereka untuk melindungi diri dari terik.

Aku merasa tak tepat mengenakan baju berlengan panjang terusan di bawah lutut dengan topi jaring milik kakak lelakiku. Sansan membantuku menjejaki tanah-tanah retak di lahan milik nenek Idoy.

"Kita bagi dua kelompok aja, biar cepet. Ambil buah yang udah hitam kulitnya, terus taruh di plastik yang udah kita bawa. Yang paling banyak bakalan dapet uang jajan paling banyak juga," kata Idoy persis Pak Mandor proyek yang tinggal di sebelah rumah.

"Oke, aku sama Hana, ya." Jeje mengambil keputusan tanpa bertanya padaku.

"Ya udah. Kita mulai aja. Kalau dirasa udah nggak kuat karena panas, kita udahan dan pulang. Jangan sampai pingsan," kata Sansan dengan wajah tanpa senyum, tetapi membuatku justru tertawa karena ekspresinya terlihat lucu.

"Oke, kita langsung mulai," kalimat Idoy menghentikan tawaku. Dia memang senang sekali membuatku kesal. Huh, untung aku masih ingat kalau ini puasa!

Aku dan Jeje mulai memetik buah tanaman Vigna radiata yang kulitnya telah berwarna hitam itu. Meski tak banyak yang bisa kupetik, aku cukup membantu Jeje dalam mengumpulkan biji kacang hijau yang akan kami tukar dengan uang atau parsel lebaran.

"Kalau gitu kamu injek-injek aja langsung. Nih, yang di plastik ini kamu injek, pisahin kulitnya. Jadi kita bisa langsung jual bijinya," kata Jeje menyerahkan sekantung buah kacang hijau yang telah kami kumpulkan.

"Oke, deh. Kamu yang metik ya, Je. Tapi ntar bagi dua ya duitnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun