Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Ajak Anak Berkreasi Sebelum Belajar Menulis

6 Desember 2020   09:21 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:10 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak berkreasi (Sumber: www.plisa.by.com)

Menurut kompasianer bu Nita Kris Noer keterampilan seorang anak yang baru belajar menulis membuat orangtua deg-degan. Demikianlah menurut saya sebagai seorang pengajar anak-anak tingkat taman kanak-kanak.

Sebelum mengajar anak-anak TK, saya tidak pernah memikirkan kendala anak-anak pra sekolah. Tapi setelah saya mengajar di TK, saya menyadari bahwa ternyata banyak anak-anak yang kesulitan dalam hal menulis. Jangankan menulis dengan rapi, menulis bentuk huruf saja mereka harus berlatih berulang-ulang.

Yang sering banyak saya temui adalah anak-anak yang kesulitan membedakan cara menulis angka 2 dan 5, lalu bentuk angka 8 dan 9.  

Biasanya, siswa yang belajar sejak PAUD memiliki tulisan yang lebih rapi dibanding siswa yang belum PAUD, namun langsung TK. Tapi ada juga yang sudah PAUD, dan sekarang TK tetapi tulisannya masih belum rapi.

Tulisan anak berhubungan pula dengan aktivitas-aktivitas lainnya seperti menggambar, mewarnai, menggunting, menempel, dan lain-lain. Ketika anak memiliki tulisan yang rapi, maka bisa dipastikan aktivitas lainnya juga dikerjakan dengan rapi. Namun, jika tulisannya tidak rapi, biasanya pekerjaan lainnya juga tidak rapi.

Saya memiliki siswa yang mengidap disgrafia. Pernah saya ceritakan dalam tulisan saya berjudul "Pengalamanku Membimbing Siswa dengan Gangguan Disgrafia". 


Ia berusia 6 tahun lebih dan telah 3 tahun berada di TK tapi hingga saat ini dia masih belum bisa menulis dengan baik, belum bisa mengingat bentuk huruf dan angka, belum bisa menggunting dengan rapi, belum bisa menggambar, belum bisa menempel dengan rapi, dan belum bisa membuat keterampilan sendiri (tanpa bantuan orang lain). Bahkan ia bisa menghabiskan lem berukuran besar untuk menempel, ini artinya ia kesulitan untuk mengukur seberapa seharusnya lem yang ia gunakan untuk menempel.

Di sisi lain, saya menemui siswa yang baru berada di kelas PAUD (4 tahun) namun sudah mampu menulis huruf besar dan kecil dengan rapi, sudah mampu hafal huruf-huruf tersebut, mampu berhitung lebih dari 20, mampu membuat hasil karya yang rapi, dan sudah mampu menggambar bentuk dengan baik.

Hemat saya, masa-masa pra sekolah, orangtua perlu mengajarkan aktivitas-aktivitas yang mampu menunjang anak agar memiliki keterampilan menulis yang baik ketika memasuki masa sekolah nantinya. Terutama memang aktivitas ini biasanya sudah diberikan ketika anak berada di masa PAUD dan TK. 

Namun tidak ada salahnya jika di rumah orangtua menambah kegiatan anak dengan aktivitas-aktivitas ini, terutama bagi orangtua yang belum menyekolahkan anaknya ke jenjang PAUD atau TK dikarenakan sebab-sebab tertentu, contohnya sebab karena pandemi, seperti alasan yang diungkapkan tetangga saya.

Kegiatan ini bermanfaat untuk mendeteksi anak sejak dini tentang bagaimana keterampilan menulisnya kelak. Karena saya juga menemui seorang siswa yang meskipun neneknya adalah seorang guru PAUD, ibunya lulusan sarjana, dalam hal ini berarti anak tersebut berada dalam lingkungan orang berpendidikan, tetapi ketika belajar dengan saya dia kesulitan untuk menulis bentuk huruf dan tampak malas jika diminta untuk mewarnai. 

Jika saya memintanya untuk menggunting kertas, ia malah takut dengan gunting. Tangannya belum terbiasa memegang gunting, padahal ia telah melewati masa PAUD dan saat ini berada di taman kanak-kanak. 

Saya belum bisa memastikan apakah ia juga mengalami disgrafia, tetapi menurut saya sebaiknya orangtua perlu memahami kondisi perkembangan anak sejak dini dalam hal belajarnya.

Masa-masa prasekolah (usia 4-5 tahun) anak sebaiknya diajak beraktivitas dengan kegiatan yang mampu mengembangkan motoriknya, baik motorik kasar maupun halus. 

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian atau bahkan seluruh tubuh, yang mempengaruhi usia, berat badan, dan perkembangan secara fisik. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti meloncat, melompat, mengayuh sepeda roda 3, melempar, dan lain-lain.

Sedangkan motorik halus yaitu tindakan atau aktivitas anak menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot tangan dan jari untuk mengontrol benda berbagai bentuk dan ukuran saat beraktivitas sehari-hari baik di rumah maupun sekolah. 

Motorik halus melibatkan koordinasi otak dan otot. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti meronce, membangun menara balok, membuat bentuk dari playdough, menggambar garis di pasir, menggunting garis lurus dan berpola, menempel, dan lain-lain (Imam Setiawan, A to Z Anak Berkebutuhan Khusus).

Dalam tulisan ini saya akan lebih menekankan keterampilan yang dapat dilakukan anak di rumah dalam mengembangkan motorik halusnya. 

Keterampilan yang saya sajikan berikut hanya berbahankan kertas lipat, sehingga orangtua tidak kesulitan dalam membantu anak berkreasi. Karena kertas lipat memang sarana yang sering dibutuhkan anak pra sekolah. Dengan kertas lipat anak diharapkan mampu berimajinasi sendiri membuat hasil karya yang ia inginkan.

1. Cara Membuat Ikan dengan Mudah

Cara membuat ikan yang mudah dengan kertas lipat (Dokumentasi pribadi).
Cara membuat ikan yang mudah dengan kertas lipat (Dokumentasi pribadi).
Keterampilan membuat ikan dengan kertas lipat ini sangat mudah jika dilakukan oleh orang dewasa. Tapi bagi anak-anak yang berada tahap pra sekolah perlu ketelatenan agar hasil karyanya rapi. Karena terhitung mudah, maka cocok untuk anak-anak tahap prasekolah. 

Dengan keterampilan ini anak-anak akan belajar mengenal ikan sebagai hewan laut, belajar melipat kertas dengan sabar, belajar melipat kertas di tengah, dan belajar mengukur seberapa lem yang sebaiknya ia gunakan untuk kertas yang tipis agar hasilnya rapi.

Alat dan bahan: kertas lipat, pewarna (pensil warna, spidol, crayon), lem, gunting, dan buku gambar.

Cara membuatnya:

1. Siapkan terlebih dahulu kertas lipatnya. 

2. Pertemukan antara sisi bawah sebelah kanan dengan sisi atas sebelah kiri, sehingga diperoleh lipatan berbentuk segitiga. 

3. Pertemukan ujung sisi bawah bagian kanan dengan sisi bawah bagian kiri, sehingga diperoleh garis di bagian tengah.

4. Lipatlah sisi bagian kanan dan kiri.

5. Baliklah.

6. Jadilah ikan lucu yang mudah dibuat. Lalu tambahkan mata dan guntinglah ujung atas bagian kepala, sedikit saja, untuk memberinya mulut.

Setelah selesai, orangtua bisa membantu anak untuk menggambar pemandangan bawah laut di buku gambar dengan menggunakan pewarna. 

Lalu anak menempelkan ikan yang telah dibuatnya tadi di buku gambar tersebut. Agar suasana ramai, maka anak bisa membuat lagi ikan tersebut sehingga di dalam laut banyak sekali ikan-ikannya, seperti contoh di bawah ini:

Gambar pemandangan bawah laut (Dokumentasi pribadi).
Gambar pemandangan bawah laut (Dokumentasi pribadi).
2. Cara Membuat Udang dengan Kesabaran

Cara membuat udang (Dokumentasi pribadi)
Cara membuat udang (Dokumentasi pribadi)

Setelah bisa membuat ikan, orangtua bisa mengajarkan anak cara membuat udang. Tapi sebelum membuat udang, disarankan orangtua ahli dulu dalam melipatnya agar tidak bingung ketika mengajari anak. 

Membuat udang ini dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Di dalam gambar sudah ada penomorannya untuk tahap-tahapnya ya, jadi diharapkan orangtua tidak bingung. Tapi jika sudah ahli sebenarnya mudah.

Alat dan bahan yang perlu disiapkan hanya kertas lipat saja.

Cara membuatnya:

1. Posisikan kertas membentuk belahketupat.

2. Rekatkan sisi bagian atas dengan sisi bagian bawah.

3. Lalu bukalah, maka akan tampak garis di bagian tengah.

4. Lalu lipatlah sisi bagian kanan dan kiri dengan rapi agar diperoleh hasil yang rapi pula.

5. Baliklah, lalu lipatlah dari ujung bagian atas ke bagian bawah. Maka akan tampak seperti gambar nomor 5.

6. Lalu lipatlah lagi ke atas dengan menyisakan lipatan dibagian tengah. Maka akan tampak seperti pada gambar 6. Ini adalah lipatan pertama untuk membentuk tubuh atau kulit udang. 

7. Lipatlah lagi dengan lipatan yang sama, seperti gambar 7. Ini adalah lipatan kedua untuk membentuk tubuh atau kulit udang. 

8. Dan lipatlah lagi seperti gambar 8. Ini adalah lipatan ketiga untuk membentuk tubuh atau kulit udang.

9. Lipatlah sisi udang bagian kanan dengan bagian kiri, maka akan diperoleh hasil seperti gambar 9.

10. Jadilah udang yang cantik. Tambahkan mata agar hasilnya lebih baik.

Udang siap di santap, eh dimainkan maksudnya.

3. Cara Membuat Ayam yang Lucu

Gambar cara membuat ayam (Dokumentasi pribadi)
Gambar cara membuat ayam (Dokumentasi pribadi)
Setelah berpusing-pusing ria dengan cara membuat udang, maka selanjutnya bisa membuat ayam yang lucu. Tapi sebelumnya orangtua harus membuat bentuk segitiga untuk badan ayam, bentuk hati sebanyak 2 untuk sayap ayam, bentuk mahkota sebanyak 3 untuk jengger dan kaki ayam, membuat mata dan paruhnya, dan membuat ekor ayam. 

Setelah itu anak tinggal melipat kertas berbentuk segitiga, dengan melipatnya secara berlawanan arah antara sisi bagian kanan dan kiri. Setelah jadi, lalu memasangkan bentuk-bentuk yang telah dibuat orangtua tadi. Maka jadilah ayam yang lucu seperti gambar terakhir tersebut.

4. Cara Membuat Lebah yang Imut

Gambar cara membuat lebah (Dokumentasi pribadi).
Gambar cara membuat lebah (Dokumentasi pribadi).
Setelah ikan, udang, dan ayam, kita beralih ke hewan yang bisa terbang yaitu lebah ya. Cara membuat lebah ini termasuk gampang juga lho. 

Orangtua tinggal membantu membuatkan lingkaran dengan menggunakan kertas karton warna hitam, kuning, dan putih. 

Jika kesulitan mencari karton warna, bisa juga menggunakan buku gambar lalu diwarnai menggunakan pewarna (crayon, spidol, atau pensil warna) warna kuning dan hitam.

Lingkaran warna kuning dan hitam untuk kepala dan tubuh lebah, lalu warna putih untuk sayapnya. Jangan lupa buatkan pula antena lebah ya menggunakan warna hitam. Cara pembuatannya adik-adik tinggal menempelkannya saja seperti gambar di atas. Mudahkan.

5. Membuat Kucing Unik

Gambar cara membuat kucing (Dokumentasi pribadi)
Gambar cara membuat kucing (Dokumentasi pribadi)
Jika biasanya anak kecil akan ketakutan melihat kucing, maka mereka bisa lho membuat kucing-kucingan sendiri.

Pertama yang perlu dilakukan orangtua adalah membuatkan bentuk gambar kepala kucing, bisa dilengkapi dengan kaki dan ekornya ya agar tambah unik. Lalu warnailah kucing itu agar terlihat lebih cantik.

Siapkan gunting, lem, dan 2 kertas gambar atau karton yang telah dipotong memanjang seperti penggaris. Di gambar tutorial, saya menggunakan kertas bekas yang sudah ada tulisannya. Jadi bisa memudahkan teman-teman untuk mengetahui mana depan dan mana belakang ya. 

Teman-teman tinggal melipat. Cara melipatnya yaitu letakkan secara menumpuk ujung-ujungnya, yang satu secara vertikal dan satunya lagi horizontal. 

Lalu lipatlah secara bergantian, maka akan terlihat seperti gambar nomor 6. Setelah jadi lipatannya maka tinggal menempelkan saja kepala, kaki, dan ekor kucing. Jadilah kucing unik seperti gambar terakhir (nomor 9). Mudahkan.

6. Membuat Bentuk dengan Cara Usap Abur

Gambar cara usap abur (Dokumentasi pribadi)
Gambar cara usap abur (Dokumentasi pribadi)
Usap abur adalah salah satu cara menggambar menggunakan kekuatan jari-jari untuk membentuk sebuah objek. Jenis-jenis usap abur ini ada tiga yaitu usap abur ke dalam, usap abur ke luar, dan usap abur ke luar dan ke dalam. Bisa lihat di sini untuk contoh-contohnya.

Aktivitas usap abur ini cukup unik, dimana anak tinggal mengusap gambar yang telah diwarnai, jika sudah selesai maka akan muncul gambar yang dibentuknya. Biasanya usap abur ini digunakan untuk membentuk buah dan tanaman.

Alat dan bahan yang perlu disiapkan yaitu kardus (bisa juga menggunakan kertas gambar atau karton) untuk membentuk benda yang akan digunakan sebagai alat mengusap, crayon (jangan menggunakan pewarna lain selain crayon karena tidak bisa diusap), buku gambar, dan gunting.

Dengan teknik usap abur maka anak tidak akan bosan mewarnai dengan cara baru.

7. Meronce Asik

Gambar cara meronce (Dokumentasi pribadi).
Gambar cara meronce (Dokumentasi pribadi).

Biasanya anak sangat senang jika diajak menempel. Saking sibuknya jari-jarinya pun belepotan lem. Mereka juga kadang menggunakan lem tidak dengan ukuran.

Nha agar kemampuannya menggunakan lem terasah, orangtua bisa mengajak anak melakukan kegiatan meronce dengan cara menempel. Orangtua bisa menyiapkan kertas warna dan menggambar suatu objek. 

Lalu anak diminta untuk menempel kertas warna yang telah di potong kecil-kecil. Pemotongan kertas ini juga bisa dilakukan oleh anak sendiri untuk melemaskan jari-jarinya dalam memegang dan menggunting.

Di contoh ini menggunakan sisa potongan gambar usap abur jeruk tadi jadi harap maklum jika jadinya adalah sebuah apel berwarna hijau. Tetapi orangtua bisa menggambar apapun dan menyiapkan kertas warna warni agar hasilnya lebih cantik. Sehingga kegiatan menempel pun juga mengasyikkan. Berguna untuk melatih ketelitian, kerapian, dan ketelatenan anak.

8. Menganyam Cantik

Gambar cara menganyam (Dokumentasi pribadi).
Gambar cara menganyam (Dokumentasi pribadi).
Kapan terakhir kali menganyam? Mungkin waktu SD ya. Nha, sekarang menganyam lagi yuk. Untuk orang dewasa kegiatan menganyam bisa dilakukan untuk mengisi waktu bosan. Apalagi jika kita bisa membentuknya menjadi kerajinan tangan dan bisa di jual.

Tetapi untuk si kecil mungkin kelihatan rumit. Kegiatan menganyam ini bisa untuk melatih kesabaran dan ketelitian si kecil. Agar anak tidak bosan dan pusing maka orangtua bisa membuatkan anyaman dengan potongan yang besar. Seperti gambar berikut.

Cara membuat anyaman (Dokumentasi pribadi)
Cara membuat anyaman (Dokumentasi pribadi)
Alat peraga yang perlu dipersiapkan hanyalah kertas lipat dan cutter. Sebaiknya orangtua sendiri yang melakukan kegiatan mengcutter kertas lipat tersebut, karena anak tentu belum lihai untuk melakukannya. Barulah kegiatan menganyam dilakukan oleh anak sendiri dengan contoh dari orangtua. Agar lebih menarik maka kertas yang digunakan warna-warni ya.

Nah itulah keterampilan-keterampilan yang bisa diajarkan kepada anak sebelum mereka berlatih menulis. Sehingga dengan keterampilan-keterampilan tersebut diharapkan tangan anak tidak kaku dalam memegang pensil dan membuat bentuk-bentuk huruf dan angka, serta menggambar.

Selain bermanfaat untuk anak, kegiatan ini juga bisa membuat para orangtua merefreshingkan pikirannya sejenak. Tanpa disadari akhirnya kita merindukan masa-masa kecil dulu ya. :)

Salam sehat semua, selamat beraktivitas, dan selamat berakhir pekan.

Semoga bermanfaat.

Sumber rujukan dan bacaan:

  1. Buku Imam Setiawan, A to Z Anak Berkebutuhan Khusus
  2. Artikel Nita Kris Noer, 3 Tips Sederhana Membuat Anak Tertarik Latihan Keterampilan Menulis
  3. Artikel Erni Lubis, Pengalamanku Membimbing Siswa dengan Gangguan Disgrafia
  4. Artikel Desi D'gami, Usap Abur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun