Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebelum Menjadi Guru Galak, Sudahkah Memiliki Kompetensi Ini?

15 Januari 2020   15:38 Diperbarui: 15 Januari 2020   19:23 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru galak| Sumber: istockphotos via kompas.com

Betapa khawatirnya ayah jika anaknya tidak pandai, mau ditaruh dimana muka ayah, begitu pikir ayah saya.

Guru-guruku di SMP dan SMA tidak segalak Pak Kepsek SD. Tapi di Perguruan Tinggi, saya menemukan dosen galak. Namanya Pak Muja (bukan nama sebenarnya). 

Pak Muja hobi sekali memberi tugas membuat artikel tentang terorisme, islamofobia, kristenisasi, dan lain-lain terkait problematika Islam di Indonesia, bahkan kadang menyuruh kita membuat tulisan yang intinya mengkritik pemerintah. 

Jika artikel yang kami buat tidak sesuai dengan kemauan beliau, ia membuangnya di tempat sampah dan marah-marah, mengatakan bahwa kami ini bodoh. Kami yang baru belajar menulis pun sangat takut bila masuk di mata kuliah beliau.

Teman saya ada yang sakit hati gara-gara Pak Muja ini. Dia sampai nangis di kamar mandi gara-gara artikel yang sudah susah payah ia buat di buang ke tempat sampah. Ia sangat trauma jika bertemu Pak Muja. 

Teman-teman saya pun memilih untuk ganti pembimbing skripsi, jika tahu bahwa pembimbingnya Pak Muja. Mereka terpaksa memilih ambil lagi di semester selanjutnya, daripada dimarah-marahi dan dibilang bodoh.

Guru galak pun dirasakan adik saya. Waktu kelas 4 SD, adik saya pernah tidak mau masuk sekolah karena takut dengan wali kelasnya yang galak. 

Ketika ibu saya bertanya kenapa tidak mau sekolah, katanya gurunya galak. Adik saya dikeluarkan dari kelas gara-gara tidak bisa matematika. 

Ibu saya sedih, bahkan sepertinya menangis karena anaknya yang ingin sekolah malah dikeluarkan dari kelas hanya gara-gara belum bisa. Adik saya pun dimarahi ayah saya karena tidak mau masuk sekolah hanya gara-gara gurunya galak. Akhirnya adik saya sekolah dengan terpaksa. Kasihan sekali.

Guru galak ternyata berpengaruh terhadap psikologis siswa. Haruskah guru berperilaku galak hanya gara-gara siswanya belum bisa?

Menurut Undang-undang nomer 14 tahun 2005, guru didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun